Erdogan Kecam Demo Penahanan Wali Kota Istanbul: Gerakan Kekerasan!

Erdogan Kecam Demo Penahanan Wali Kota Istanbul: Gerakan Kekerasan!

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 25 Mar 2025 16:20 WIB
Turkish President Tayyip Erdogan speaks with Sinan Ogan, a hardline nationalist who came third in the first round of the presidential election, and Democratic Left Party (DSP) chair Onder Aksakal following his victory in the second round of the presidential election at the Presidential Palace in Ankara, Turkey May 29, 2023. REUTERS/Umit Bektas
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (dok. REUTERS/UMIT BEKTAS)
Ankara -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengomentari unjuk rasa yang marak di negaranya untuk memprotes penahanan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, yang dikenal sebagai rival politik utamanya. Dia menyebut aksi protes itu telah menjadi "gerakan kekerasan".

Erdogan juga menegaskan bahwa Partai Rakyat Republik (CHP), yang merupakan oposisi utama di Turki, akan dimintai pertanggungjawaban atas para personel kepolisian yang menjadi korban luka dan kerusakan terhadap properti selama unjuk rasa berlangsung.

Penahanan Imamoglu pada Rabu (19/3) lalu memicu aksi protes, yang tercatat sebagai unjuk rasa jalanan terbesar di Turki dalam lebih dari satu dekade terakhir. Pada Minggu (23/3), pengadilan Turki menjebloskan Imamoglu ke dalam penjara, sembari menunggu persidangan, atas tuduhan korupsi yang dibantahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CHP dan para pendukungnya menyebut tuduhan yang menjerat Imamoglu -- tuduhan korupsi dan membantu organisasi teroris -- bermotif politik dan tidak demokratis, yang telah dibantah oleh pemerintahan Erdogan.

Meskipun ada larangan berkumpul di jalanan yang diberlakukan di banyak kota di Turki, unjuk rasa antipemerintah yang sebagian besar berlangsung damai terus digelar. Bahkan memasuki malam keenam secara berturut-turut pada Senin (24/3), dengan ribuan orang berpartisipasi.

ADVERTISEMENT

Pemimpin CHP, Ozgur Ozel, mengulangi seruan agar unjuk rasa secara nasional terus berlanjut.

Berbicara setelah rapat kabinet di Ankara, seperti dilansir Reuters, Selasa (25/3/2025), Erdogan mengatakan bahwa CHP harus berhenti "memprovokasi" warga.

"Sebagai sebuah negara, kami memantau dengan terkejut peristiwa yang muncul, setelah seruan oposisi utama untuk turun ke jalanan menyusul operasi korupsi yang berpusat di Istanbul, yang berubah menjadi gerakan kekerasan," kata Erdogan yang kini berusia 71 tahun.

Lihat Video: Gas Air Mata hingga Nyala Kembang Api di Demo Istanbul Turki

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Oposisi utama bertanggung jawab atas para personel kepolisian kita (yang luka-luka), jendela toko yang pecah, dan properti publik yang rusak. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas semua ini, secara politik di parlemen dan secara hukum oleh pengadilan," tegasnya.

Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, sebelumnya menuduh sejumlah demonstran "meneror" jalanan dan mengancam keamanan nasional.

Dia menyebut sebanyak 1.333 orang ditahan selama lima hari terakhir saat unjuk rasa digelar, dengan sekitar 123 polisi mengalami luka-luka.

Lihat Video: Gas Air Mata hingga Nyala Kembang Api di Demo Istanbul Turki

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads