Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, terkejut dengan kematian seorang staf PBB akibat serangan yang menghantam sebuah gedung PBB di Jalur Gaza. Guterres menuntut penyelidikan penuh terhadap kematian staf PBB tersebut.
Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UNOPS) mengumumkan tewasnya salah satu pegawai mereka di Jalur Gaza ketika sebuah gedung PBB yang ada di pusat kota Deir al-Balah dihantam "senjata peledak" yang tidak diketahui sumbernya. Sekitar lima orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan itu.
Juru bicara untuk Sekjen PBB, Farhan Haq, seperti dilansir AFP, Kamis (20/3/2025), mengatakan bahwa Guterres "sangat sedih dan terkejut mengetahui kematian seorang anggota staf Kantor Layanan Proyek Perserikatan Bangsa-Bangsa, ketika dua wisma tamu PBB di Deir al-Balah terkena serangan".
"Lokasi semua tempat PBB diketahui oleh pihak-pihak yang berkonflik, yang terikat oleh hukum internasional untuk melindunginya dan menjaga kekebalan mutlak," ucap Haq dalam konferensi pers di New York, Amerika Serikat (AS).
"Sekretaris Jenderal mengutuk keras semua serangan terhadap personel PBB dan menyerukan penyelidikan menyeluruh," tegasnya.
Haq menambahkan bahwa kematian itu menambah jumlah staf PBB yang tewas di Jalur Gaza sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober 2023 menjadi sedikitnya 280 orang.
Kematian staf PBB itu terjadi ketika militer Israel kembali melancarkan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza, yang merusak ketenangan yang menyelimuti daerah kantong Palestina itu sejak gencatan senjata diberlakukan pada 19 Januari lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/idh)