Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, Zelensky Bilang Gini

Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, Zelensky Bilang Gini

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 19 Mar 2025 11:05 WIB
WASHINGTON, DC - FEBRUARY 28: Ukrainian President Volodymyr Zelensky speaks during an interview with Fox News Chief Political Anchor Bret Baier on Special Report With Bret Baier at the Fox News studios on February 28, 2025 in Washington, DC. Zelensky addressed his heated Oval Office meeting with President Donald Trump and Vice President JD Vance earlier today that cut short his planned White House visit and put a preliminary minerals agreement and U.S. security support for Ukraine into question.   Win McNamee/Getty Images/AFP (Photo by WIN MCNAMEE / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (dok. Getty Images via AFP/WIN MCNAMEE)
Kyiv -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi sikap Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak gencatan senjata sepenuhnya dengan Kyiv, namun setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi. Zelensky menganggap Putin tidak siap untuk mengakhiri perang.

Berbicara setelah percakapan telepon dilakukan oleh Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (19/3/2025), Zelensky mengatakan Ukraina pada dasarnya mendukung gencatan senjata yang diusulkan AS terhadap infrastruktur energi, yang juga didukung Rusia.

Namun Zelensky mengatakan dirinya memerlukan lebih banyak informasi "detail" dari Washington terlebih dahulu untuk bisa memberikan tanggapan lebih lanjut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari itu, Zelensky juga memperingatkan bahwa Putin sepertinya ingin "melemahkan" Ukraina dan "tidak siap untuk mengakhiri perang ini".

"Setelah kami mendapatkan detail dari Presiden AS, dari pihak AS, kami akan memberikan jawaban kami," ucap Zelensky saat berbicara kepada wartawan setempat mengenai gencatan senjata energi antara Ukraina dan Rusia yang diusulkan AS.

ADVERTISEMENT

Ditegaskan Zelensky bahwa "pihak kami akan mempertahankannya" selama Moskow juga mematuhinya. Dia juga mengatakan bahwa AS harus menjadi "penjamin kendali atas implementasi" gencatan senjata energi tersebut.

"Saya pikir akan tepat jika kami melakukan percakapan dengan Presiden Trump dan mengetahui detailnya tentang apa yang ditawarkan Rusia kepada Amerika atau apa yang ditawarkan Amerika kepada Rusia," ujarnya.

Lihat juga Video: Ditelepon Trump, Putin Sepakat Gencatan Senjata Tahap Awal dengan Ukraina


[Gambas:Video 20detik]


Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

AS telah mendorong gencatan senjata menyeluruh selama 30 hari sebagai langkah pertama menuju penyelesaian yang lebih luas untuk perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir.

Namun dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa (18/3), Putin menolak usulan gencatan senjata menyeluruh itu dan bersikeras menyebut kesepakatan semacam itu akan bergantung pada penghentian semua bantuan militer Barat untuk Ukraina.

Kemudian Kremlin mengatakan Putin setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari setelah berbicara via telepon dengan Trump. Namun Kremlin menambahkan bahwa agar gencatan senjata yang luas bisa berhasil, Ukraina tidak boleh diizinkan mempersenjatai kembali militernya.

"Mereka (Rusia-red) tidak siap untuk mengakhiri perang ini, dan kita dapat melihatnya. Mereka bahkan tidak siap untuk mengambil langkah pertama, yaitu gencatan senjata," kritik Zelensky dalam pernyataannya.

Dia kemudian melontarkan tuduhan terhadap Putin dengan mengatakan bahwa "seluruh permainannya adalah untuk melemahkan" Ukraina.

Pekan lalu, Ukraina menyatakan dukungan terhadap gencatan senjata selama sebulan penuh yang diusulkan AS selama pembicaraan bilateral digelar di Arab Saudi.

Lihat juga Video: Ditelepon Trump, Putin Sepakat Gencatan Senjata Tahap Awal dengan Ukraina

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads