Diingatkan Trump untuk Setop Dukung Houthi, Iran Ancam Lakukan Ini!

Diingatkan Trump untuk Setop Dukung Houthi, Iran Ancam Lakukan Ini!

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 17 Mar 2025 10:54 WIB
Head of Iran’s Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) Hossein Salami delivers a speech during a rally outside the former US embassy in the capital Tehran. (File photo: AFP)
Kepala IRGC, Hossein Salami (Foto: dok. AFP)
Jakarta -

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengancam akan memberikan respons "tegas" terhadap serangan apa pun. Ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan serangkaian serangan udara terhadap Houthi dan memperingatkan Teheran agar berhenti mendukung kelompok militan yang berbasis di Yaman tersebut.

Sebelumnya pada hari Sabtu (15/3) lalu, Trump mengatakan Amerika Serikat telah meluncurkan "tindakan militer yang tegas dan kuat" untuk mengakhiri ancaman Houthi terhadap kapal-kapal pengiriman di Laut Merah. Trump juga memperingatkan agar dukungan Iran terhadap Houthi "harus segera diakhiri." Seorang pejabat kesehatan Houthi mengatakan serangan AS tersebut telah menewaskan 31 orang.

Dilansir Al Arabiya dan AFP, Senin (17/3/2025), dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu (16/3), Kepala IRGC, Hossein Salami mengecam ancaman Trump tersebut, dengan menambahkan bahwa "Iran tidak akan berperang, tetapi jika ada yang mengancam, Iran akan memberikan respons yang tepat, tegas, dan konklusif."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan tersebut menyebut Houthi sebagai "perwakilan Yaman," dan menambahkan bahwa kelompok tersebut membuat "keputusan strategis dan operasional" secara independen.

Sebelumnya pada bulan Januari 2020, selama masa jabatan pertama Trump sebagai presiden, militer AS menewaskan komandan pasukan operasi luar negeri IRGC, Qassem Soleimani, dalam serangan drone di Baghdad, ibu kota Irak.

ADVERTISEMENT

Beberapa hari kemudian, Iran membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan-pangkalan di Irak yang menampung pasukan Amerika dan pasukan koalisi lainnya. Tidak ada personel AS yang tewas, tetapi Washington mengatakan puluhan orang menderita cedera otak traumatis.

Sebelumnya pada hari Minggu (16/3) lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei "mengutuk keras serangan udara brutal oleh AS" dalam sebuah pernyataan, mengecamnya sebagai "pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB."

Simak Video: Houthi Klaim Serang Kapal Induk AS di Laut Merah Sebagai Serangan Balasan

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi kemudian mengatakan bahwa Washington "tidak memiliki wewenang" untuk mendikte kebijakan luar negeri Republik Islam tersebut.

"Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki wewenang, atau urusan, untuk mendikte kebijakan luar negeri Iran," kata Menlu Iran tersebut dalam postingan di media sosial X, sambil mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan "pembunuhan orang-orang Yaman."

Araghchi mengatakan masa ketika Washington dapat mendikte kebijakan luar negeri Teheran berakhir pada tahun 1979, ketika revolusi Islam menggulingkan Shah yang didukung Barat.

Simak Video: Houthi Klaim Serang Kapal Induk AS di Laut Merah Sebagai Serangan Balasan

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads