Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan ke Yaman dengan dalih menghancurkan kelompok Houthi. Serangan AS itu menewaskan 24 orang.
Dilansir Al-Jazeera, Minggu (16/3/2025), TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan AS di Saada, Yaman, telah meningkat dari enam menjadi 11 orang. Saluran tersebut juga melaporkan sedikitnya 13 orang lainnya terluka.
Korban tewas itu termasuk empat anak-anak dan seorang wanita. Sebanyak 13 orang lainnya juga tewas di ibu kota Yaman, Sanaa. Angka terbaru ini membuat jumlah korban keseluruhan akibat serangan AS menjadi 23 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam, menuduh AS melebih-lebihkan ancaman terhadap operasi kelompoknya terhadap kapal-kapal di Laut Merah untuk memengaruhi opini publik. Biro politik kelompok itu juga telah mengeluarkan pernyataan terpisah.
Pernyataan itu 'mengecam agresi AS yang berbahaya di ibu kota Yaman, Sanaa dan menyebut penargetan lingkungan permukiman dan warga sipil sebagai 'kejahatan perang yang sesungguhnya'.
Houthi menganggap serangan AS itu terjadi sebagai balasan atas sikap solidaritas Yaman dengan rakyat Palestina. Houthi, yang didukung Iran, bersumpah serangan AS tak menghalangi Yaman mendukung rakyat Gaza.
"Agresi AS terhadap negara tidak akan menghalangi Yaman untuk melanjutkan dukungannya bagi Palestina dan memenuhi kewajibannya terhadap Gaza," ujar Houthi.
Houthi juga menyatakan tak akan tinggal diam terhadap serangan AS. Mereka bersumpah membalas AS.
"Agresi itu tidak akan dibiarkan begitu saja, dan angkatan bersenjata Yaman sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi," ujar Houthi.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan serangan militer AS kepada kelompok Houthi. Trump berjanji mengirimkan pasukan militer AS ke Yaman.
"Saya telah memerintahkan militer AS hari ini untuk meluncurkan operasi militer yang tegas dan kuat terhadap teroris Houthi di Yaman," kata Trump dilansir Al-Jazeera, Minggu (16/3).
Pengumuman itu disampaikan Trump melalui Truth Social pada Sabtu (15/3). Operasi militer itu ditempuh AS usai menganggap Houthi berpihak kepada Iran dan mengancam kepentingan Amerika di Laut Merah.
(haf/imk)