Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dibawa ke Den Haag, Belanda, untuk menghadapi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas tindakan kerasnya yang mematikan dalam perang melawan narkoba. Pengacara Duterte mengajukan petisi yang menuntut kepulangan kliennya ke Manila.
Dilansir AFP, Rabu (12/3/2025), situs pelacakan penerbangan flightradar24.com menunjukkan pesawat yang diperkirakan membawa Duterte ke Belanda itu melanjutkan perjalanannya setelah singgah selama beberapa jam di Dubai.
Namun, belum ada kepastian apakah Duterte masih berada di pesawat pribadi yang diperkirakan akan mendarat di Rotterdam, Belanda, sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Pengacara Duterte pun mengajukan petisi ke Mahkamah Agung atas nama putri bungsunya Veronica, yang menuduh pemerintah menculik Duterte dan menuntut untuk membawanya kembali.
"ICC hanya dapat menjalankan yurisdiksinya jika sistem hukum nasional suatu negara tidak berfungsi," kata pengacara pengacara Duterte, Salvador Paolo Panelo Jr, kepada wartawan di luar pengadilan.
Namun, petugas pers istana kepresidenan Filipina, Claire Castro, mengatakan bekerja sama dengan Interpol adalah hak prerogatif pemerintah.
"Ini bukan sekadar menyerahkan warga negara Filipina, ini menyerahkan warga negara Filipina yang dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, khususnya pembunuhan," katanya.
Pengacara yang mewakili para korban perang narkoba, Gilbert Andres, menyampaikan responsnya usai Duterte ditangkap. Dia mengaku bersyukur Duterte ditangkap.
"Mereka bersyukur melihat bahkan seseorang sekuat Rodrigo Duterte diadili," kata Andres.
Namun, ada pula kelompok lain yang datang untuk menunjukkan dukungan kepada Duterte.
"Kami mendukung Presiden Duterte. Apa yang terjadi di sini tidak adil dan membuat saya menitikkan air mata," kata Aimee (28).
Simak juga Video 'Eks Presiden Duterte Dibawa ke Belanda, Hadapi Dakwaan ICC':