Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan negaranya tidak akan berunding soal nuklir dengan Amerika Serikat (AS) dalam keadaan diancam. Pezeshkian bahkan memberitahu Presiden Donald Trump untuk "melakukan apa pun yang Anda inginkan".
"Tidak dapat diterima bagi kami bahwa mereka (AS-red) memberi perintah dan membuat ancaman. Saya bahkan tidak akan berunding dengan Anda. Lakukan apa pun yang Anda inginkan," kata Pezeshkian dalam pernyataan yang dikutip media pemerintah Iran, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (13/3/2025).
Penolakan itu disampaikan Pezeshkian setelah pada wwal bulan ini, dia sempat menyatakan dukungan pribadinya untuk perundingan dengan AS. Namun dia juga mengakui bahwa perundingan tidak akan terjadi selama pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menentangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun menjabat Presiden Iran, Pezeshkian tidak mengendalikan kebijakan luar negeri Iran, di mana Khamenei memegang keputusan akhir untuk semua masalah negara.
Trump, pada Jumat (7/3) lalu, mengatakan dirinya telah menulis surat kepada Khamenei, yang isinya mendesak perundingan nuklir baru sambil memperingatkan kemungkinan aksi militer jika Teheran menolak.
Keesokan harinya, Khamenei menolak keras apa yang dia gambarkan sebagai taktik intimidasi. Tanpa menyebut nama Trump, Khamenei menegaskan "desakan" Presiden AS untuk berunding bukanlah untuk menyelesaikan masalah, tetapi memaksakan tuntutan AS kepada Iran.
"Sejumlah pemerintah yang suka mem-bully -- saya benar-benar tidak tahu istilah yang lebih tepat untuk beberapa tokoh dan pemimpin asing selain kata bullying -- bersikeras untuk berunding," kata Khamenei dalam pernyataannya.
"Perundingan mereka tidak ditujukan untuk menyelesaikan masalah, tetapi bertujuan untuk mendominasi," sebutnya.
Simak juga Video 'Momen Pertemuan Putin dengan Presiden Iran, Ini yang Dibahas':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Khamenei juga menuduh AS menggunakan perundingan sebagai dalih untuk mengajukan "tuntutan baru" -- tuntutan yang melampaui masalah nuklir dan mencakup kemampuan militer Iran serta pengaruh regional.
Ditegaskan oleh Khamenei bahwa Iran tidak akan memenuhi tuntutan semacam itu.
Teheran menegaskan tidak akan berunding di bawah "tekanan maksimum", yang merujuk pada kebijakan era masa jabatan pertama Trump yang diberlakukan kembali pada masa jabatan keduanya. Kebijakan ini melibatkan pemberlakuan kembali sanksi besar-besaran terhadap Iran, setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015.
Kesepakatan yang ditandatangani oleh Iran dan negara-negara besar dunia, termasuk AS, itu telah memberikan keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan aktivitas nuklir Teheran.
Simak juga Video 'Momen Pertemuan Putin dengan Presiden Iran, Ini yang Dibahas':