Ribuan warga Alawi mengungsi dan mencari perlindungan di pangkalan udara militer Hmeimim milik Rusia yang ada di wilayah Suriah bagian barat. Hal ini setelah terjadi pembunuhan massal yang merenggut lebih dari 1.000 nyawa di negara tersebut.
"Ribuan warga sipil Alawi melarikan diri dari pembantaian di kota Jableh dan desa-desa di sekitarnya untuk mencari perlindungan di dalam dan di sekitar pangkalan militer Hmeimim," kata kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, seperti dilansir AFP, Rabu (12/3/2025).
Syrian Observatory yang memantau konflik di Suriah, dan memiliki banyak sumber di lapangan, melaporkan sedikitnya 1.225 warga sipil, yang kebanyakan warga Alawi, tewas dalam rentetan kekerasan dan pertempuran antara pasukan pemerintah Suriah dengan petempur loyalis mantan Presiden Bashar al-Assad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentetan pembunuhan itu terkonsentrasi di area pesisir Mediterania di Suriah, yang menjadi jantung minoritas Alawi, yang merupakan asal Assad yang dilengserkan pada Desember lalu dan kini mengasingkan diri ke Rusia.
Dilaporkan Syrian Observatory bahwa beberapa orang yang mengungsi, yang mulai tiba di pangkalan udara Rusia pada Jumat (7/3) lalu, menolak untuk pulang karena takut akan aksi kekerasan lebih lanjut sementara beberapa rumah mereka dihancurkan.
Disebutkan bahwa warga Alawi yang mengungsi itu menderita kekurangan makanan, peralatan medis, dan kebutuhan pokok lainnya.
Beberapa keluarga lainnya, menurut Syrian Observatory, bersembunyi di area pegunungan.
Lihat juga Video: Keamanan Suriah Diperketat Usai Bentrokan yang Tewaskan 1.000 Orang
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Wali Kota Jableh, Amjad Sultan, mengatakan kepada AFP bahwa dirinya telah mendatangi pangkalan Rusia itu untuk membujuk warga pulang ke rumah mereka.
"Kami datang hari ini... untuk memberitahu mereka bahwa situasi di luar sekarang aman, karena pasukan keamanan sudah mulai dikerahkan dan mengonsolidasikan kendali," ujarnya.
"Kami telah mengangkut beberapa korban luka, mereka saat ini berada di ambulans. Kami juga akan berupaya mengevakuasi keluarga-keluarga, satu per satu," tambah Sultan dalam pernyataannya.
Di pintu masuk pangkalan Rusia, seorang wartawan AFP melihat konvoi Bulan Sabit Merah Suriah mengevakuasi tiga korban luka, termasuk dua wanita. Beberapa pengungsi berunjuk rasa di luar, menyerukan perlindungan internasional dan meneriakkan "Rusia, Rusia".
Rusia, yang memberikan dukungan militer kepada Assad selama perang, telah berusaha menjalin kontak dengan pemerintah baru di Damaskus dengan harapan dapat mempertahankan kendali atas Hmeimim dan pangkalan lautnya di Tartus.
Lihat juga Video: Keamanan Suriah Diperketat Usai Bentrokan yang Tewaskan 1.000 Orang