Sejumlah sandera yang dibebaskan dari aksi penyanderaan di rangkaian kereta api di wilayah Pakistan bagian barat daya menuturkan mereka berjalan selama berjam-jam melewati area pegunungan demi mencapai tempat aman. Para korban selamat ini menuturkan betapa mengerikan aksi penyanderaan itu.
Penyanderaan yang didalangi oleh Tentara Pembebasan Baloch (BLA) itu diawali dengan ledakan bom pada rel kereta api yang dilalui rangkaian kereta Jafar Express pada Selasa (11/3) waktu setempat. Ledakan ini memaksa kereta berhenti di area terpencil Balochistan dan lebih dari 450 penumpang kereta disandera.
BLA diketahui selama ini mengobarkan perang melawan pemerintah Pakistan. Baku tembak sempat terjadi setelah ledakan menghentikan kereta itu, dengan sedikitnya tiga orang tewas. Terdapat tentara dan personel kepolisian di antara para penumpang kereta tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak bisa menemukan kata-kata untuk menggambarkan bagaimana kami berhasil melarikan diri. Itu mengerikan," tutur salah satu korban selamat bernama Muhammad Bilal, seperti dilansir AFP, Rabu (12/3/2025).
Lebih dari 100 sandera di antaranya telah dibebaskan dari penyanderaan itu, sedangkan sisanya masih disandera oleh BLA.
"Saya mendengar suara ledakan yang diikuti suara tembakan ketika para militan menaiki kereta," ucap penumpang lainnya, Allahdita, yang berhasil selamat.
"Orang-orang mulai bersembunyi di bawah kursi karena panik. Para militan memisahkan laki-laki dari perempuan. Mereka mengizinkan saya dan keluarga saya pergi karena saya memberitahu mereka bahwa saya pasien jantung," ujar Allahdita yang berusia 49 tahun ini.
"Kami berjalan lama melewati pegunungan untuk mencapai stasiun terdekat. Saya belum makan sejak saya mulai berpuasa pagi ini, tapi saya masih belum bisa makan," katanya.
Lihat juga Video: Situasi Menegangkan Penyanderaan oleh Pria Bersenjata di Prancis
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.