Lebih dari 2.000 warga Rohingya mendekam di Indonesia dalam ketidakpastian hukum karena negara-negara menolak untuk menerima mereka secara permanen. Ini membuat mereka bergantung pada dukungan PBB untuk tempat tinggal dan bantuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IOM mengatakan minggu lalu, bahwa pembekuan bantuan AS "berdampak pada staf, operasi, dan orang-orang yang kami layani".
Kedutaan Besar AS di Jakarta tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sebelumnya pada hari Senin (10/3), Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Washington membatalkan 5.200 program di badan pembangunan USAID, tetapi akan mempertahankan 1.000 program untuk dikelola oleh Departemen Luar Negeri.
Simak juga Video 'Imigrasi Aceh Usul Pulau Khusus untuk Menampung Pengungsi Rohingya':
(ita/ita)