AS Akan Cabut Visa Mahasiswa Asing yang Dianggap Pro-Hamas

AS Akan Cabut Visa Mahasiswa Asing yang Dianggap Pro-Hamas

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 07 Mar 2025 13:55 WIB
SENSITIVE MATERIAL. THIS IMAGE MAY OFFEND OR DISTURB    Protesters supporting Palestinians in Gaza gather at an encampment, as the conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas continues, at the University of California Los Angeles (UCLA), in Los Angeles, California, U.S., May 1, 2024. REUTERS/David Swanson
Protes perang di Gaza, mahasiswa geruduk Universitas California di AS (dok. REUTERS/David Swanson)
Washington DC -

Departemen Amerika Serikat (AS) akan menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk menyelidiki mahasiswa-mahasiswa asing di wilayahnya. Jika mahasiswa asing yang menempuh studi di AS itu dianggap sebagai pendukung kelompok militan Hamas, maka visa mereka akan dicabut.

Kebijakan baru ini, seperti dilansir Reuters, Kamis (7/3/2025), dilakukan setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Januari lalu untuk memerangi antisemitisme dan berjanji mendeportasi mahasiswa asing yang terlibat dalam aksi pro-Palestina selama beberapa bulan terakhir.

Aksi pro-Palestina, yang beberapa berlangsung di kampus-kampus AS, marak digelar di berbagai wilayah AS sejak perang antara Israel dan Hamas berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023 lalu. Washington telah menetapkan Hamas sebagai "organisasi teroris asing".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan untuk menggunakan AI dalam menyelidiki mahasiswa asing di AS ini diungkapkan oleh sejumlah pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, yang enggan disebut namanya, yang berbicara kepada Axios.

Upaya bernama "Catch and Revoke" yang didukung AI ini, menurut Axios, akan mencakup peninjauan dengan dibantu AI terhadap puluhan ribu akun media sosial, yang pemiliknya memegang visa mahasiswa di AS.

ADVERTISEMENT

Laporan Axios menyebut para pejabat Departemen Luar Negeri AS memeriksa laporan-laporan berita soal unjuk rasa menentang kebijakan Israel dan gugatan hukum mahasiswa Yahudi yang menyoroti warga negara asing di AS yang diduga terlibat dalam antisemitisme.

Beberapa kelompok pro-Palestina sendiri beranggotakan orang-orang Yahudi dan banyak demonstran di AS mengecam antisemitisme, juga mengecam Hamas. Namun, terdapat sejumlah insiden antisemitisme dan Islamofobia dalam aksi pro-Palestina dan aksi balasan pro-Israel di wilayah AS.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Departemen Luar Negeri AS sedang bekerja sama dengan Departemen Kehakiman dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dalam upaya ini. Namun ketiga departemen itu belum memberikan komentar resmi mereka.

Trump sebelumnya mengatakan akan menghentikan pendanaan federal untuk institusi-institusi pendidikan yang mengizinkan apa yang disebutnya sebagai protes ilegal tersebut.

"Para agitator (penghasut) akan dipenjara atau dipulangkan secara permanen ke negara asal mereka. Mahasiswa Amerika akan dikeluarkan secara permanen atau ... ditangkap," tegas Trump dalam pernyataan pada Selasa (4/3) waktu setempat.

Amandemen Pertama Konstitusi AS melindungi kebebasan berbicara dan berkumpul. Para pendukung hak asasi manusia (HAM) telah mengutuk retorika Trump terhadap para demonstran.

Simak juga Video 'AS Ternyata Lagi Diskusi dengan Hamas Bahas Sandera':

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads