Kanselir Jerman selanjutnya, Friedrich Merz, menilai adu mulut yang terjadi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pekan lalu adalah "eskalasi yang disengaja" oleh AS.
Dalam adegan menakjubkan yang mengejutkan Eropa itu, seperti dilansir Reuters dan Politico, Selasa (4/3/2025), Zelensky diomeli oleh Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance, yang menuduhnya tidak berbuat cukup banyak hal untuk mengakhiri invasi besar-besaran Rusia dan tidak berterima kasih atas bantuan AS.
Zelensky yang pada saat itu terbang ke Washington DC untuk menandatangani perjanjian mineral bagi hasil dengan AS dan memperkuat dukungan Trump untuk Kyiv, diusir dari Gedung Putih dan dipaksa pulang dengan tangan kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun adu mulut pada Jumat (28/2) lalu, menurut Merz yang hampir pasti akan menggantikan Olaf Scholz sebagai Kanselir Jerman, merupakan serangan yang telah direncanakan sebelumnya oleh AS. Merz menilai cekcok di Ruang Oval Gedung Putih, di depan banyak wartawan itu, tidak terjadi secara spontan.
"Menurut pendapat saya, itu bukanlah reaksi spontan terhadap apa yang dikatakan oleh Zelensky, tetapi jelas merupakan eskalasi yang disengaja dalam pertemuan di Ruang Oval ini," sebut Merz dalam konferensi pers di Hamburg, seperti dikutip media lokal Jerman.
Merz mengatakan, seperti dilansir The Hill, bahwa diri telah menyaksikan video interaksi Zelensky dengan Trump dan Vance beberapa kali untuk mencapai kesimpulan tersebut. Dia mengakui dirinya "agak terkejut dengan nada percakapan" antara Trump, Vance dan Zelensky.
Lihat juga Video: Diawali Jabat Tangan, Trump-Zelensky Berakhir Cekcok di Gedung Putih