Pesawat pengebom B-52 milik Amerika Serikat (AS) mengudara melintasi sembilan negara di kawasan Timur Tengah pekan ini. Misi ini dimaksudkan untuk memamerkan kemampuan militer Washington di kawasan tersebut.
Komando Pusat AS atau CENTCOM dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (19/2/2025), menyebut misi itu tidak hanya melibatkan pesawat pengebom AS, tapi juga melibatkan dua pesawat pengebom B-52 milik Inggris.
Dengan didampingi sejumlah jet tempur lainnya seperti beberapa jet tempur F-15 milik AS dan jet-jet tempur dari empat negara mitra AS, pesawat-pesawat pengebom B-52 itu terbang melintasi sembilan negara di area-area yang menjadi tanggung jawab CENTCOM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misi ini mencakup pengisian bahan bakar di udara dan menjatuhkan amunisi aktif.
"Misi Satuan Tugas Pesawat Pengebom memamerkan kemampuan proyeksi kekuatan AS, komitmen terhadap keamanan regional, dan kemampuan untuk merespons aktor negara atau non-negara mana pun yang berupaya memperluas atau meningkatkan konflik di wilayah CENTCOM," sebut Kepala CENTCOM, Jenderal Erik Kurilla, dalam pernyataannya.
Para pejabat AS, yang enggan disebut namanya, menyebut militer negaranya memiliki kemampuan dan aset yang cukup untuk menghadapi segala ancaman yang datang dari wilayah tersebut.
Aksi pamer kekuatan ini dilakukan saat berakhirnya pengerahan kapal induk AS, USS Harry S Truman, selama dua bulan terakhir ke kawasan Timur Tengah.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pengerahan pesawat pengebom B-52 ini disebut sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk menyesuaikan aset militer AS di Timur Tengah, terutama karena kapal induk AS dirotasi masuk dan keluar dari wilayah tersebut.
Pada November tahun lalu, sejumlah pesawat pengebom B-52 dan pesawat pengisi bahan bakar dikirimkan ke kawasan tersebut untuk memastikan kelanjutan kehadiran militer saat kapal induk AS, USS Abraham Lincoln, dikerahkan ke sana.
Sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023, AS mempertahankan kehadiran militer yang meningkat secara signifikan di kawasan tersebut, meskipun USS Harry S Truman telah meninggalkan kawasan itu awal bulan ini dan saat ini tidak ada kapal induk AS di kawasan Timur Tengah.
Aset-aset militer AS, khususnya di Laut Merah, menjadi sangat penting dalam menggagalkan serangan Houthi yang didukung Iran, yang menargetkan kapal militer dan komersial yang melintas, juga menyerang target di wilayah Israel, sekutu dekat AS.
Lihat juga video: Momen Putin Jadi Pilot Pesawat Pengebom Nuklir Tu-160M