Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mempertahankan kurang dari 300 staf pada Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID, dari total 10.000 staf yang tersebar di seluruh dunia.
Rencana pemerintahan Trump itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/2/2025), diungkapkan oleh empat sumber yang dikutip Reuters dalam laporannya pada Kamis (6/2).
USAID yang merupakan badan bantuan kemanusiaan utama AS itu, telah menjadi target program reorganisasi pemerintahan yang dipelopori oleh miliarder ternama AS dan sekutu dekat Trump, Elon Musk, yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Empat sumber yang mengetahui rencana pemerintahan Trump itu mengungkapkan bahwa hanya 294 staf USAID yang akan diizinkan untuk tetap bekerja, termasuk hanya 12 staf di biro Afrika dan hanya 8 staf di biro Asia.
Rencana tersebut menuai kritikan dari mantan Kepala USAID, J Brian Atwood, yang sebelumnya menjabat selama lebih dari enam tahun. Atwood kini menjadi peneliti senior di Watson Institute pada Brown University.
"Itu keterlaluan," kata Atwood dalam pernyataannya.
Dia menyebut pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap staf USAID akan secara efektif membunuh badan kemanusiaan internasional yang selama ini membantu menyelamatkan puluhan juta orang di seluruh dunia dari kematian. "Banyak orang tidak akan selamat," sebut Atwood.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video 'Ide Trump Relokasi Warga Gaza Ditolak Sana-sini':
Saksikan juga Blak-blakan, Zulhas: Swasembada Pangan Bukan Angan-angan
(nvc/ita)