Gedung Putih Amerika Serikat (AS) menyinggung soal program distribusi kondom senilai US$ 50 juta (Rp 811,5 miliar) untuk Jalur Gaza ketika menjelaskan alasan pembekuan besar-besaran yang dilakukan pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap bantuan luar negeri AS.
Namun Gedung Putih tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim soal bantuan distribusi kondom untuk Jalur Gaza yang memakan dana sebesar itu.
Sekretaris Pers Gedung Putih yang baru, Karoline Leavitt, seperti dilansir AFP, Rabu (29/1/2025), mengatakan bahwa pengeluaran tersebut diketahui pada minggu pertama Trump menjabat, termasuk oleh Departemen Efisiensi Pemerintahan -- departemen baru yang dipimpin miliarder teknologi AS Elon Musk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Leavitt dalam konferensi pers pertamanya di Gedung Putih pada Selasa (28/1) bahwa kantor inisiatif dan anggaran "mendapati bahwa ada sekitar US$ 50 juta uang para pembayar pajak yang disalurkan untuk mendanai (distribusi) kondom di Gaza".
"Itu adalah pemborosan uang para pembayar pajak yang tidak masuk akal," sebut Leavitt.
Dia tidak memberikan informasi lebih detail soal pernyataan itu, dan tidak dimungkinkan untuk segera memverifikasi klaim tersebut secara independen.
Kondom pada umumnya berharga kurang dari US$ 1 di AS, atau sekitar Rp 16.000, dan harganya jauh lebih murah jika dijual dalam jumlah besar.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.