Trump Batalkan Lagi Kebijakan Biden, Kini Kirim Pasokan Bom ke Israel

Trump Batalkan Lagi Kebijakan Biden, Kini Kirim Pasokan Bom ke Israel

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 26 Jan 2025 12:47 WIB
WASHINGTON, DC - JANUARY 23: U.S. President Donald Trump speaks to reporters after signing a series of executive orders in the Oval Office of the White House on January 23, 2025 in Washington, DC. Trump signed a range of executive orders pertaining to issues including crypto currency, Artificial Intelligence, and clemency for anti-abortion activists.   Anna Moneymaker/Getty Images/AFP (Photo by Anna Moneymaker / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden AS Donald Trump (Foto: Getty Images via AFP/ANNA MONEYMAKER)
Jakarta -

Presiden AS, Donald Trump, memerintahkan militer AS mencabut penangguhan pengiriman pasokan bom seberat 2.000 pon ke Israel yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Joe Biden. Pengiriman bom yang dipesan Israel itu akan segera dilakukan.

"Kami merilisnya. Kami merilisnya hari ini. Dan mereka akan menerimanya. Mereka telah membayarnya dan telah menunggunya untuk waktu yang lama. Bom-bom itu telah disimpan," kata Trump kepada wartawan di atas Air Force One, dilansir Reuters, Minggu (26/1/2025).

Diketahui, Biden menunda pengiriman bom tersebut karena khawatir akan dampaknya terhadap penduduk sipil, khususnya di Rafah, Gaza, selama perang Israel di daerah kantong Palestina tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bom seberat 2.000 pon dapat merobek beton dan logam tebal, menciptakan radius ledakan yang luas. Reuters melaporkan tahun lalu bahwa pemerintahan Biden telah mengirim ribuan bom seberat 2.000 pon ke Israel setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh militan Hamas Palestina dari Gaza tetapi telah menahan satu pengiriman.

AS telah mengumumkan bantuan untuk Israel senilai miliaran dolar sejak perang dimulai.

ADVERTISEMENT

Ketika ditanya mengapa ia melepaskan bom yang kuat itu, Trump menjawab, "Karena mereka membelinya."

Trump dan Biden telah menjadi pendukung kuat sekutu AS yaitu Israel bahkan ketika AS telah dikritik oleh para pembela hak asasi manusia atas krisis kemanusiaan di Gaza akibat serangan militer Israel. Para pengunjuk rasa telah menuntut embargo senjata namun tidak berhasil.

AS mengatakan bahwa mereka membantu Israel mempertahankan diri dari kelompok militan yang didukung Iran seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.

Gencatan senjata Gaza mulai berlaku seminggu yang lalu dan telah menyebabkan pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan Hamas dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan Israel. Sebelum pelantikannya pada 20 Januari, Trump telah memperingatkan akan ada "neraka yang harus dibayar" jika sandera yang ditahan Hamas di Gaza tidak dibebaskan.

Hamas menyandera sekitar 250 orang selama serangan tahun 2023 di Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan itu memicu pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.

Simak Video: Trump Tak Yakin Gencatan Senjata di Gaza Bertahan Hingga Akhir

[Gambas:Video 20detik]



(yld/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads