Trump Berharap Hindari Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran

Trump Berharap Hindari Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 24 Jan 2025 11:03 WIB
WASHINGTON, DC - JANUARY 23: U.S. President Donald Trump speaks to reporters after signing a series of executive orders in the Oval Office of the White House on January 23, 2025 in Washington, DC. Trump signed a range of executive orders pertaining to issues including crypto currency, Artificial Intelligence, and clemency for anti-abortion activists.   Anna Moneymaker/Getty Images/AFP (Photo by Anna Moneymaker / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden AS Donald Trump (Getty Images via AFP/ANNA MONEYMAKER)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya berharap untuk menghindari serangan militer terhadap program nuklir Iran, sebuah opsi yang telah sejak lama dipertimbangkan oleh Israel, sekutu dekat Washington yang berselisih dengan Teheran.

Saat ditanya apakah dirinya mendukung tindakan militer terhadap fasilitas nuklir Iran, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (24/12025), Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya akan berbicara dengan "orang-orang tingkat tinggi" yang tidak disebut namanya mengenai masalah ini.

"Hal ini dapat diselesaikan tanpa perlu mengkhawatirkannya," ucap Trump merujuk pada masalah nuklir Iran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akan sangat bagus jika hal ini dapat diselesaikan tanpa harus melangkah lebih jauh," kata Trump mengenai potensi aksi militer terhadap Iran.

Sedangkan soal prospek diplomasi dengan Iran, Trump mengharapkan akan ada kesepakatan yang dicapai.

ADVERTISEMENT

"Iran mudah-mudahan akan membuat kesepakatan -- dan jika mereka tidak membuat kesepakatan, saya rasa tidak apa-apa." ujarnya.

Pertanyaan soal potensi serangan militer terhadap Iran ini dilontarkan wartawan kepada Trump yang baru beberapa hari ini menjalani masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS.

Simak juga Video 'Trump Ingin Bertemu Putin, Minta Akhiri Perang Rusia-Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pada masa jabatan pertamanya, Trump dengan tegas menarik AS dari perjanjian nuklir Iran, yang dinegosiasikan di bawah mantan Presiden Barack Obama, dan kembali menerapkan sanksi besar-besaran terhadap Teheran.

Langkah Trump pada saat itu menuai pujian dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebut pemerintahan yang dikelola ulama di Teheran sebagai ancaman nyata.

Trump, yang saat itu bersumpah akan memberikan tekanan maksimum terhadap Iran, juga memerintahkan serangan pada tahun 2020 yang menewaskan jenderal senior Iran, Qassem Soleimani, di Baghdad, Irak.

Namun Trump kemudian terkesan menarik diri dari seruan aksi militer yang lebih luas, dan sejak kembali ke Gedung Putih, dia menjauhkan diri dari para penasihat yang memilih tindakan agresif terhadap Iran.

Menurut laporan media terkemuka New York Times, Elon Musk, penguasa miliarder dan orang kepercayaan Trump, bertemu dengan seorang pejabat senior Iran setelah pilpres untuk berupaya meredakan ketegangan.

Simak juga Video 'Trump Ingin Bertemu Putin, Minta Akhiri Perang Rusia-Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads