Jeda waktu empat bulan antara pemilu dan hari pelantikan presiden, pada saat itu, tidak bisa dihindari dan dibutuhkan karena proses penghitungan dan pelaporan hasil suara, ditambah perjalanan ke ibu kota AS untuk pelaporan itu, yang membutuhkan waktu lama.
O'Brien mengatakan bahwa perjalanan ke ibu kota AS pada saat itu memakan waktu lebih lama karena kondisi jalan yang buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jeda waktu itu juga dibutuhkan oleh sang presiden terpilih untuk menyusun kabinet mereka dan menyusun rencana untuk pemerintahan.
Namun, periode waktu yang berkepanjangan itu memicu sejumlah masalah yang seringkali menghalangi presiden terpilih untuk menangani masalah nasional yang memerlukan perhatian segera. Contoh nyata terjadi pada periode pertama Presiden Franklin D Roosevelt ketika menghadapi masa-masa Depresi Besar.
Kemajuan teknologi yang membantu mempercepat penghitungan suara dan pelaporan hasil pemilu, serta kondisi perjalanan yang membaik, juga mendasari keputusan untuk mengubah hari pelantikan Presiden AS.
Hasilnya, Kongres AS mengesahkan Amandemen ke-20 Konstitusi AS dan meratifikasinya pada 23 Januari 1933. Amandemen itu menetapkan hari pelantikan Presiden AS pada 20 Januari, atau pada 21 Januari jika tanggal 20 Januari jatuh pada hari Minggu.
Namun pelantikan pertama yang digelar pada 20 Januari baru dilakukan empat tahun kemudian, atau pada tahun 1937, ketika Roosevelt dilantik untuk masa jabatan keduanya. Sejak saat itu, pelantikan Presiden AS selalu digelar setiap tanggal 20 Januari.
Lihat juga Video: Mengulik Rotunda Gedung Capitol, Tempat Pelantikan Donald Trump
(nvc/ita)