46.913 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel Sejak 7 Oktober 2023

46.913 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel Sejak 7 Oktober 2023

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 19 Jan 2025 19:00 WIB
A drone view shows displaced Palestinians walking past the rubble as they attempt to return to their homes, amid a ceasefire between Israel and Hamas, in the northern Gaza Strip, January 19, 2025. REUTERS/Mahmoud Al-Basos
Kehancuran di Gaza akibat perang (Foto: REUTERS/MAHMOUD AL-BASOS)
Gaza -

Gencatan senjata di Gaza, Palestina, telah dimulai setelah perang mengerikan yang terjadi sejak Oktober 2023. Serangan Israel telah menewaskan sedikitkanya 46.913 warga Gaza.

Dilansir Al-Jazeera, Minggu (19/1/2025), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas di Gaza mencapai 46.913 dan korban luka mencapai 110.750 orang sejak 7 Oktober 2023.

Mayoritas korban tewas di Gaza adalah anak-anak, wanita, dan orang tua. Jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih tinggi dengan perkiraan 10.000 mayat masih terkubur di puing-puing beton di seluruh Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perang di Gaza meletus diklaim Israel dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel. Hamas juga menyandera ratusan orang dari Israel.

Setelah perundingan panjang, Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata per Minggu (19/1). Namun, gencatan senjata yang harusnya dimulai pukul 08.30 waktu setempat sempat tertunda persoalan daftar sandera.

ADVERTISEMENT

Israel menganggap Hamas belum memenuhi kesepakatan karena belum memberikan daftar tiga orang sandera yang akan dibebaskan. Israel pun terus melakukan serangan dan menewaskan sedikitnya 10 orang di Gaza selama penundaan gencatan senjata.

Gencatan senjata akhirnya dimulai pukul 11.15 waktu setempat usai Israel menerima daftar nama sandera yang akan dibebaskan. Israel juga akan membebaskan sekitar 95 orang warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak, yang mereka tahan.

Warga Gaza pun menyambut gencatan senjata ini dengan perasaan campur aduk. Mereka senang, namun tetap takut perjanjian ini dilanggar oleh Israel.

Seorang pengungsi Palestina, Anwar, berharap dapat kembali ke Rafah meskipun ada laporan bahwa rumahnya hancur dalam perang.

"Saya akan pergi ke sana dan mencari tempat untuk mendirikan tenda untuk tinggal bersama keluarga saya yang beranggotakan delapan orang. Saya harus kembali ke kota saya. Saya harus kembali ke tempat saya dilahirkan. Itu adalah mimpi buruk, mimpi buruk, benar-benar mimpi buruk, seolah-olah kami sedang bermimpi dan kemudian kami bangun lagi," katanya kepada Al-Jazeera di Khan Younis.

Dia bersyukur gencatan senjata bisa tercapai. Selama ini, dia dan keluarganya tinggal di tenda-tenda yang rapuh tanpa cukup makanan atau air.

"Alhamdulillah, syukur kepada Allah atas segalanya. Saya berharap perjanjian gencatan senjata akan terus berlanjut dan tidak akan ada kesulitan yang terjadi selama periode mendatang dan semuanya akan baik-baik saja," katanya.

Lihat Video 'Warga Gaza Rayakan Gencatan Senjata di Tengah Ancaman Israel':

[Gambas:Video 20detik]



(haf/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads