Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang segera mengakhiri masa jabatannya, mengingatkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk menemukan cara dalam mengakomodasi kekhawatiran rakyat Palestina, demi keberlanjutan jangka panjang Israel. Biden menyebut kekhawatiran rakyat Palestina itu sah.
"Gagasan bahwa Israel akan mampu mempertahankan diri untuk jangka panjang tanpa mengakomodasi permasalahan Palestina... Itu tidak akan terjadi," kata Biden dalam wawancara dengan media MSNBC, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/1/2025).
"Dan saya terus mengingatkan teman saya, dan dia ada seorang teman, meskipun akhir-akhir ini kami banyak tidak sepakat, Bibi Netanyahu, bahwa dia harus menemukan cara untuk mengakomodasi kekhawatiran sah dari sekelompok besar orang yang disebut rakyat Palestina, yang tidak memiliki tempat untuk hidup secara merdeka," ucap Biden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden menghadapi kritikan dari banyak pembela hak asasi manusia (HAM) atas dukungan militer dan dukungan diplomatik yang diberikan AS kepada Israel selama perang berkecamuk di Jalur Gaza, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan memicu tuduhan kejahatan perang serta genosida.
Israel telah membantah tuduhan-tuduhan tersebut.
Biden terkadang bersikap kritis terhadap Netanyahu, namun tetap memberikan dukungan kuat kepada sekutu Washington tersebut.
Pemerintah AS mengatakan, pada Kamis (16/1) waktu setempat, bahwa pihaknya memperkirakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan mulai berlaku pada Minggu (19/1) mendatang setelah perundingan yang dimediasi Washington bersama Qatar dan Mesir.
Simak Video 'Biden Soal Gencatan Senjata Israel-Hamas: Peluang Nyata Masa Depan Baru':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.