Korea Utara (Korut) mengecam latihan militer gabungan yang digelar Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS), dan Jepang pekan ini. Pyongyang mengancam akan merespons latihan gabungan itu dengan menggunakan hak membela diri mereka "secara lebih intensif".
Latihan trilateral ini, seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2025), digelar setelah Korut dalam beberapa pekan terakhir meluncurkan apa yang diklaimnya sebagai sistem rudal hipersonik baru dan rudal balistik jarak pendek, menjelang kembalinya Presiden terpilih AS Donald Trump ke Gedung Putih pada Senin (20/1) mendatang.
Pernyataan Pyongyang itu muncul setelah ketiga negara yang bersekutu itu menggelar latihan udara gabungan, yang melibatkan dua pesawat pengebom berat B-1B milik AS yang mengudara di atas Semenanjung Korea pada Rabu (15/1) waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri Korut, dalam pernyataannya seperti dikutip Korean Central News Agency (KCNA), menyatakan "keprihatinan serius atas provokasi" yang dilakukan oleh Korsel, AS dan Jepang.
Menurut Kementerian Luar Negeri Korut, latihan gabungan tersebut "sekali lagi mengklarifikasi" perlunya Korut mempraktikkan hak kedaulatan dan kepentingan keamanan "secara lebih intensif".
"(Korut) Akan dengan tegas menangkal setiap provokasi militer yang direncanakan oleh kekuatan musuh dan dengan tegas membela kepentingan keamanan negaranya," sebut Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya.
Latihan militer gabungan semacam itu seringkali membuat marah Korut, yang mengecamnya sebagai latihan invasi terhadap negaranya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/ita)