Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, mengancam akan mundur dari pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu jika Tel Aviv menyepakati gencatan senjata di Jalur Gaza, yang sedang dirundingkan di Qatar.
Kesepakatan gencatan senjata itu akan mencakup pembebasan para sandera, termasuk sandera Israel, yang masih ditahan di Jalur Gaza sejak serangan mematikan Hamas pada Oktober 2023 lalu.
Ben Gvir, seperti dilansir Reuters, Selasa (14/1/2025), mendesak Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich untuk bergabung dengan dirinya, dalam apa yang disebutnya sebagai upaya terakhir untuk mencegah kesepakatan gencatan senjata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ben Gvir, yang dikenal kontroversial ini, menyebut gencatan senjata di Jalur Gaza sama saja sebagai penyerahan diri berbahaya kepada Hamas.
"Langkah ini (mengundurkan diri-red) menjadi satu-satunya kesempatan kita untuk mencegah penandatanganan (kesepakatan gencatan senjata), dan mencegah penyerahan diri Israel kepada Hamas, setelah lebih dari setahun perang berdarah, yang menewaskan lebih dari 400 tentara IDF (Angkatan Bersenjata Israel) di Jalur Gaza, dan untuk memastikan kematian mereka tidak sia-sia," cetus Ben Gvir dalam pernyataannya via media sosial X.
Dicetuskan Ben Gvir bahwa Israel seharusnya melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza sampai kelompok Hamas menyerah sepenuhnya.
Terlepas dari ancaman yang dilontarkan, pengunduran diri Ben Gvir dinilai tidak akan menjatuhkan pemerintahan Netanyahu.
Simak video: Biden Telepon Netanyahu, Desak Gencatan Senjata Segera di Gaza
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.