Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan hadiah sebesar US$25 juta (sekitar Rp 407 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Pengumuman ini disampaikan menyusul pelantikannya untuk masa jabatan ketiga selama enam tahun.
Upacara pelantikannya dibayangi oleh kecaman dari masyarakat internasional dan para pemimpin oposisi Venezuela.
Dilansir BBC, Sabtu (11/1/2025), hadiah juga telah ditawarkan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Menteri Dalam Negeri Venezuela Diosdado Cabello. Hadiah baru hingga US$15 juta untuk Menteri Pertahanan Vladimir Padrino juga telah ditawarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Inggris juga mengeluarkan sanksi terhadap 15 pejabat tinggi Venezuela, termasuk hakim, anggota pasukan keamanan, dan pejabat militer.
Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris mengatakan mereka yang diberi sanksi bertanggung jawab atas "merusak demokrasi, supremasi hukum, dan pelanggaran hak asasi manusia".
Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy kemudian menyebut rezim Maduro sebagai "penipu".
Pada hari Jumat, Uni Eropa mengatakan akan memperpanjang "tindakan pembatasan" terhadap Venezuela karena "kurangnya kemajuan... yang mengarah pada pemulihan demokrasi dan supremasi hukum". Uni Eropa juga memberikan sanksi kepada 15 pejabat Venezuela lainnya.
Kanada juga memberlakukan sanksi baru, dalam apa yang disebut Menteri Luar Negeri Mélanie Joly sebagai "tindakan tak tahu malu" Maduro.