Black Box Jeju Air yang Kecelakaan Ditemukan, Salah Satunya Rusak

Black Box Jeju Air yang Kecelakaan Ditemukan, Salah Satunya Rusak

Yulida Medistiara - detikNews
Senin, 30 Des 2024 09:36 WIB
The tail section of a Jeju Air Boeing 737-800 series aircraft is seen beside rescue vehicles after the plane crashed and burst into flames at Muan International Airport in South Jeolla Province, some 288 kilometres southwest of Seoul on December 29, 2024. A Jeju Air plane carrying 181 people from Bangkok to South Korea crashed on arrival on December 29, authorities told AFP, with 29 confirmed dead and dramatic video showing the aircraft bursting into flames. (Photo by YONHAP / AFP) / - South Korea OUT / NO ARCHIVES -  RESTRICTED TO SUBSCRIPTION USE
Bagian ekor pesawat Boeing 737-800 seri Jeju Air terlihat di samping kendaraan penyelamat setelah pesawat jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan (Foto: AFP/-)
Jakarta -

Dua kotak hitam atau black box pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang jatuh di Bandara International Muan, Korea Selatan (Korsel), ditemukan rusak sebagian. Otoritas terkait menyebut kemungkinan hal itu menunda analisis untuk menentukan penyebab kecelakaan.

Dilansir Yonhap, Minggu (30/12/2024), seorang pejabat Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api mengatakan perekam data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat Boeing 737-800 tersebut rusak pada saat ditemukan.

Pejabat itu menambahkan bahwa perekam suara kokpit atau CVR pesawat tetap utuh saat ditemukan usai kecelakaan. Pesawat itu mendarat tanpa roda dengan posisi perut menghantam landasan setelah peringatan tabrakan burung dari menara kontrol, lalu pesawat Jeju Air menabrak dinding beton sebelum akhirnya terbakar pada pukul 09.00 pagi hari Minggu kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pejabat tersebut mengatakan investigasi untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan besar biasanya memakan waktu berbulan-bulan. Selain itu, kerusakan pada FDR dalam kasus ini dapat menyebabkan penundaan lebih lanjut.

"Penguraian kode FDR saja bisa memakan waktu sekitar satu bulan," pejabat tersebut menambahkan.

ADVERTISEMENT

Sementara jika kedua perangkat black box ditemukan tanpa kerusakan, penguraian kode bisa memakan waktu paling cepat satu minggu.

Pejabat lain dari dewan investigasi mengatakan FDR mungkin harus dikirim ke Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) untuk penguraian kode, yang dalam hal ini prosesnya bisa memakan waktu setidaknya enam bulan.

"Jika kami mengalami kesulitan menguraikan kode di sini, maka kami mungkin harus mengirimkannya ke NTSB," kata pejabat lainnya.

"Mereka memiliki kasus dari seluruh dunia untuk dianalisis, jadi itu bisa memakan waktu yang cukup lama," tambahnya.

FDR memantau ketinggian, kecepatan udara, dan arah, sementara CVR merekam transmisi radio dan suara di kokpit, seperti suara pilot dan suara mesin.

Keduanya dibuat untuk menahan benturan 3.400 kali gaya gravitasi bumi dan suhu lebih dari 1.000 C. Keduanya dipasang di bagian ekor untuk meminimalkan kerusakan saat terjadi kecelakaan. Dalam kecelakaan hari Minggu, hanya dua awak yang berada di bagian ekor pesawat yang selamat.

Lihat Video 'Fakta-Fakta Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel Tewaskan 179 Orang':

[Gambas:Video 20detik]

Saksikan juga Sosok: Oscar Motuloh, Sang Maestro Fotografi Jurnalistik

[Gambas:Video 20detik]



(yld/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads