Taiwan terus-menerus menghadapi ancaman invasi China, yang menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk membawa Taipei, yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri, di bawah kendalinya.
Meskipun memiliki industri pertahanan dalam negeri sendiri dan telah meningkatkan peralatan militernya, Taiwan masih sangat bergantung pada penjualan senjata AS untuk meningkatkan kemampuan keamanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taiwan meminta pasokan tank M1A2 yang canggih dari AS tahun 2019 lalu. Sisa pesanan Taipei, menurut seorang pejabat militer setempat kepada AFP, diperkirakan akan dikirimkan tahun 2025 dan tahun 2026 mendatang.
Taiwan akan kalah besar dalam jumlah pasukan dan daya tembak jika perang pecah dengan China. Dalam beberapa tahun terakhir, Taipei telah meningkatkan pengeluaran untuk militernya.
Negara ini mengalokasikan anggaran sebesar US$ 19 miliar untuk tahun ini dan anggaran tahun depan akan mencapai angka tertinggi baru, seiring upaya mereka untuk mendukung pendekatan pertahanan yang lebih tangkas.
Lihat juga Video 'Kericuhan di Parlemen Taiwan, Anggota Dewan Adu Jotos dan Saling Tarik':
(nvc/ita)