Namun, kunjungan Presiden Taiwan Lai Ching-te ke kawasan Pasifik baru-baru ini, yang mencakup dua persinggahan di Guam dan Hawaii yang merupakan wilayah Amerika Serikat (AS), telah memicu kemarahan Beijing.
Menurut pejabat keamanan Taiwan, yang enggan disebut namanya, China mulai merencanakan operasi maritim besar-besaran sejak Oktober lalu yang bertujuan menunjukkan mereka bisa mencengkeram Taipei dan menarik "garis merah" menjelang pemerintahan AS selanjutnya di bawah Donald Trump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latihan maritim Beijing itu, sebut pejabat keamanan Taipei, tergolong "jauh lebih besar" dibandingkan respons maritim negara itu terhadap kunjungan mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan tahun 2022 lalu.
Kementerian Luar Negeri Taiwan, dalam pernyataan pada Rabu (11/12), mengatakan bahwa peningkatan aktivitas militer China di sekitar wilayahnya membuktikan Beijing memang "pembuat onar".
Namun Kementerian Luar Negeri China, yang juru bicaranya tidak membenarkan atau menyangkal laporan soal latihan maritim besar-besaran, balik menyalahkan Taiwan.
Selama beberapa tahun terakhir, Taipei terus-menerus berada di bawah ancaman invasi Beijing, yang telah menegaskan tidak akan mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Lihat juga Video 'Kericuhan di Parlemen Taiwan, Anggota Dewan Adu Jotos dan Saling Tarik':
(nvc/idh)