Militer Israel melakukan penarikan pertama pasukannya dari sebuah kota di Lebanon bagian selatan, berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang diberlakukan sejak akhir November. Pasukan Tel Aviv ini akan digantikan oleh pasukan militer Lebanon.
Penarikan pasukan Israel dari Lebanon bagian selatan itu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (12/12/2024), diumumkan oleh Komando Pusat Amerika Serikat (AS) atau CENTCOM pada Rabu (11/12) waktu setempat.
CENTCOM menyebut pemimpin komando mereka, Jenderal Erik Kurilla, "hadir di markas penerapan dan pemantauan hari ini saat penarikan pertama Pasukan Pertahanan Israel dan digantikan oleh Angkatan Bersenjata Lebanon di Al-Khiam, Lebanon, sebagai bagian dari kesepakatan (gencatan senjata)".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan langkah pertama yang penting dalam penerapan penghentian permusuhan yang langgeng dan meletakkan dasar bagi kemajuan yang berkelanjutan," ucap Kurrilla seperti dikutip CENTCOM dalam pernyataannya.
Kurilla mengunjungi Beirut untuk bertemu dengan panglima Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) Jenderal Joseph Aoun. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Mayor Jenderal Jasper Jeffers dari militer AS, yang menjabat ketua bersama untuk mekanisme implementasi dan pemantauan gencatan senjata di Lebanon.
Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati mengatakan bahwa penempatan pasukan Beirut "di wilayah Khiam dan Marjayoun hari ini merupakan langkah fundamental menuju pengerahan tentara di selatan, dalam implementasi keputusan gencatan senjata".
"Kami memberikan hormat kepada upaya militer dalam membangun stabilitas di wilayah selatan," sebut Mikati dalam pernyataannya.
Simak Video: Dalih Israel Tetap Serang Lebanon Meski Gencatan Senjata
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.