Pekan ini, penyelidikan terhadap Yoon dan para pejabat lingkaran dalamnya diwarnai ketegangan, ketika tim kepolisian yang hendak menggeledah kantor kepresidenan dihalangi oleh pengawal kepresidenan. Tim kepolisian juga mengatakan pihaknya hanya diberi dokumen yang "sangat terbatas" oleh staf Yoon.
Partai Demokrat Korsel, yang merupakan oposisi utama, memperingatkan akan mengajukan aduan atas tuduhan pemberontakan terhadap staf dan pengawal kepresidenan jika mereka terus menghalangi upaya penegakan hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya pada Kamis (12/12), Yoon menegaskan dirinya "tidak akan menghindari tanggung jawab hukum dan politik terkait penerapan darurat militer".
Namun dia juga menuduh kubu oposisi bertindak bagaikan monster dan telah mendorong Korsel ke dalam "krisis nasional".
"Majelis Nasional (nama resmi parlemen Korsel), yang didominasi oleh partai oposisi besar, telah menjadi monster yang menghancurkan tatanan konstitusional demokrasi liberal," sebut Yoon dalam pidatonya.
(nvc/zap)