Kritikan juga datang dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi yang menyebut pengambilalihan zona penyangga tersebut menegaskan "pelanggaran Israel secara terus-menerus terhadap aturan hukum internasional, dan tekad menyabotase peluang Suriah memulihkan keamanan, stabilitas, dan integritas wilayahnya".
Dalam pernyataan pada Minggu (8/12), Netanyahu menyebut runtuhnya rezim Assad dan penarikan pasukan Suriah meninggalkan pos-pos keamanan di area itu telah membatalkan perjanjian tahun 1974.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar, secara terpisah, menyebut pengambilalihan zona penyangga itu merupakan "langkah terbatas dan langka sementara yang kami ambil demi alasan keamanan".
Sementara juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyatakan bisa memahami tindakan Israel, yang disebutnya, "tidak permanen" tersebut. Namun dia juga mencetuskan agar perjanjian tahun 1974 tetap ditegakkan.
"Pada akhirnya, apa yang ingin kami lihat adalah stabilitas abadi antara Israel dan Suriah, dan itu berarti kami mendukung semua pihak yang menegakkan perjanjian pelepasan keterlibatan tahun 1974," cetusnya.
Lihat Video: Netanyahu Perintahkan Militer Israel Rebut Zona Penyangga di Suriah
(nvc/ita)