Demo Besar-besaran, 150.000 Demonstran Tuntut Presiden Korsel Mundur

Demo Besar-besaran, 150.000 Demonstran Tuntut Presiden Korsel Mundur

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 07 Des 2024 17:25 WIB
People take part in a protest calling for the ouster of South Korea President Yoon Suk Yeol outside the National Assembly in Seoul on December 7, 2024. Nearly 150,000 people attended a rally outside South Koreas parliament on December 7, Yonhap reported, demanding Yoon step down as lawmakers inside struggled to muster the votes to impeach him. (Photo by JUNG Yeon-je / AFP)
Puluhan ribu orang berkumpul di luar gedung parlemen Korsel untuk menuntut Presiden Yoon Suk Yeol mundur dari jabatannya (AFP/JUNG YEON-JE)
Seoul -

Nyaris 150.000 demonstran menghadiri aksi protes di luar gedung parlemen Korea Selatan (Korsel), saat sidang pleno untuk voting pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol digelar. Dalam aksinya, para demonstran menuntut Yoon untuk segera mundur dari jabatannya.

"Polisi memperkirakan sekitar 149.000 orang telah bergabung dalam aksi tersebut hingga pukul 17.30 waktu setempat, sedangkan penyelenggara aksi mengklaim jumlah yang hadir mencapai satu juta orang," demikian laporan kantor berita Yonhap, seperti dilansir AFP, Sabtu (7/12/2024).

Puluhan ribu demonstran, yang melawan cuaca dingin membekukan ini, berkumpul di bagian depan gedung Majelis Nasional pada Sabtu (7/12) sore. Para demonstran berasal dari berbagai kelompok masyarakat, mulai dari serikat pekerja, mahasiswa hingga warga biasa dari berbagai usia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka memenuhi ruas-ruas jalanan di dekat gedung Majelis Nasional di bagian barat Seoul, dengan beberapa membawa poster yang menyerukan pemakzulan Yoon.

"Lengserkan dia," demikian bunyi salah satu poster yang dibawa demonstran Korsel.

ADVERTISEMENT

"Lindungi negara dengan kekuatan cahaya lilin (unjuk rasa)," bunyi poster lainnya yang dibawa demonstran, yang menyalakan lampu ponsel mereka secara serentak dalam aksinya.

Aksi protes besar-besaran ini digelar bersamaan dengan berlangsungnya voting untuk mosi pemakzulan Yoon di dalam gedung parlemen Korsel.

People take part in a protest calling for the ouster of South Korea President Yoon Suk Yeol outside the National Assembly in Seoul on December 7, 2024. Nearly 150,000 people attended a rally outside South Korea's parliament on December 7, Yonhap reported, demanding Yoon step down as lawmakers inside struggled to muster the votes to impeach him. (Photo by Philip FONG / AFP)Unjuk rasa besar-besaran warga Korsel di luar gedung parlemen untuk menuntut Presiden Yoon Suk Yeol mundur Foto: AFP/PHILIP FONG

Tonton Video: Parlemen Korsel Ajukan Mosi Pemakzulan Presiden Seusai Darurat Militer Gagal

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Voting sempat diwarnai aksi walkout oleh hampir seluruh -- kecuali satu -- anggota parlemen dari partai berkuasa, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), yang menaungi Yoon. Aksi walkout itu memicu keraguan apakah mosi pemakzulan Yoon akan berhasil diloloskan oleh parlemen.

Berdasarkan aturan hukum yang berlaku, dibutuhkan dua pertiga mayoritas suara anggota parlemen, sekitar 200 anggota dari total 300 anggota parlemen, untuk meloloskan mosi pemakzulan tersebut.

Partai Demokrat, sebagai oposisi utama, dan partai-partai oposisi kecil lainnya secara total menguasai 192 kursi dalam parlemen. Ini berarti dibutuhkan setidaknya delapan anggota parlemen dari PPP untuk turut mendukung mosi pemakzulan tersebut. PPP menguasai 108 kursi dalam parlemen Korsel.

Tidak diketahui apakah akan ada beberapa anggota parlemen PPP yang akhirnya memutuskan bergabung dengan oposisi untuk memenuhi kuorum.

Tonton Video: Parlemen Korsel Ajukan Mosi Pemakzulan Presiden Seusai Darurat Militer Gagal

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads