Banding Ditolak, Taipan Vietnam Dihukum Mati Atas Korupsi Rp 200 T

Banding Ditolak, Taipan Vietnam Dihukum Mati Atas Korupsi Rp 200 T

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 03 Des 2024 15:47 WIB
Business woman Truong My Lan attends a trial in Ho Chi Minh City, Vietnam on Thursday, April 11, 2024. The real estate tycoon may face the death penalty if convicted of allegations that she siphoned off an amount of $12.5 billion, nearly 3 percent of Vietnams 2022 GDP, in its largest financial fraud case. (Thanh Tung/VnExpress via AP)
Truong My Lan (Foto: AP/Thanh Tung)
Jakarta -

Pengadilan Vietnam memperkuat hukuman mati untuk seorang taipan properti dalam kasus penipuan bernilai miliaran dolar AS. Namun, disebutkan pula bahwa nyawanya masih bisa diselamatkan, jika dia mengembalikan tiga perempat dari aset-aset yang digelapkannya.

Pengembang properti Truong My Lan divonis awal tahun ini karena menggelapkan uang dari Saigon Commercial Bank (SCB), yang menurut jaksa dia kendalikan. Perempuan berumur 68 tahun itu dijatuhi hukuman mati atas penipuan senilai total US$27 miliar.

Dia mengajukan banding atas putusan tersebut dalam persidangan selama sebulan. Namun, pada hari Selasa (3/12), pengadilan di Kota Ho Chi Minh memutuskan bahwa "tidak ada dasar" untuk mengurangi hukuman mati bagi Lan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, masih ada peluang baginya untuk lolos dari hukuman mati.

Dilansir kantor berita AFP, Selasa (3/12/2024), pengadilan mengatakan pada hari Selasa, bahwa jika dia mengembalikan tiga perempat dari aset yang digelapkannya, hukumannya dapat dikurangi menjadi penjara seumur hidup.

ADVERTISEMENT

Puluhan ribu orang yang menginvestasikan tabungan mereka di SCB kehilangan uang, menggemparkan negara komunis tersebut dan memicu protes langka dari para korban.

Lan, yang mendirikan grup pengembang real estat Van Thinh Phat, sebelumnya mengatakan kepada pengadilan di Kota Ho Chi Minh, bahwa "cara tercepat" untuk mengembalikan dana adalah "dengan melikuidasi SCB, dan menjual aset-aset kami untuk membayar kembali SBV atau Bank Negara Vietnam (State Bank of Vietnam) dan masyarakat".

Lan mengatakan bahwa dirinya merasa "sangat malu didakwa atas kejahatan ini".

Tonton juga video: Jerat Mati Ratu Properti Buntut Megakorupsi Rp 200 Triliun

[Gambas:Video 20detik]



Di atas kertas, Lan hanya memiliki lima persen saham di SCB. Namun, dalam persidangannya, pengadilan menyimpulkan bahwa ia secara efektif mengendalikan lebih dari 90 persen saham melalui keluarga, teman, dan staf.

SBV mengatakan pada bulan April lalu, bahwa mereka telah menyuntikkan dana ke SCB untuk menstabilkannya, tanpa mengungkapkan berapa banyak.

Di antara aset yang dimiliki Lan dan Van Thinh Phat adalah pusat perbelanjaan, pelabuhan, dan kompleks perumahan mewah di pusat bisnis Kota Ho Chi Minh.

Selama persidangan pertamanya pada bulan April, Lan dinyatakan bersalah atas penggelapan US$12,5 miliar atau sekitar Rp200 triliun.

Namun, jaksa mengatakan total kerugian yang disebabkan oleh penipuan tersebut berjumlah US$27 miliar -- setara dengan sekitar enam persen dari PDB negara tersebut pada tahun 2023.

Lan dan puluhan terdakwa, termasuk pejabat senior bank sentral, ditangkap sebagai bagian dari tindakan keras korupsi nasional yang telah menyeret banyak pejabat dan anggota elite bisnis Vietnam.

Tonton juga video: Jerat Mati Ratu Properti Buntut Megakorupsi Rp 200 Triliun

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads