Trump Ancam Hamas Jika Tak Bebaskan Sandera Sebelum Pelantikannya

Trump Ancam Hamas Jika Tak Bebaskan Sandera Sebelum Pelantikannya

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 03 Des 2024 10:58 WIB
Former President Donald Trump sits in the courtroom before the continuation of his civil business fraud trial at New York Supreme Court, Tuesday, Oct. 3, 2023, in New York. (AP Photo/Seth Wenig, POOL)
Presiden terpilih AS, Donald Trump (dok. AP/Seth Wenig)
Washington DC -

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam kelompok Hamas akan ada masalah besar di kawasan Timur Tengah, termasuk Jalur Gaza, jika para sandera yang masih ditahan tidak juga dibebaskan, sebelum dirinya dilantik pada 20 Januari tahun depan.

Usai melancarkan serangan mematikan terhadap Israel pada Oktober tahun lalu, kelompok Hamas dan militan aliansinya menculik dan menyandera lebih dari 250 orang, termasuk warga yang berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika.

Sekitar separuh dari 101 sandera asing dan sandera Israel yang kini masih ditahan di Jalur Gaza diyakini masih hidup. Berbagai upaya untuk membebaskan para sandera itu, yang turut dibahas dalam perundingan gencatan senjata untuk Jalur Gaza, sejauh ini belum membuahkan hasil yang konkret.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump yang menang pilpres AS pada November lalu, akan dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari tahun depan. Dalam pernyataan terbaru yang dianggap paling eksplisit soal nasib para sandera di Jalur Gaza, Trump melontarkan ancaman untuk Hamas dan sekutunya yang masih menahan para sandera.

"Jika para sandera tidak dibebaskan sebelum tanggal 20 Januari 2025, tanggal di mana saya dengan bangga menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada NERAKA YANG HARUS DIBAYAR di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab melakukan kekejaman terhadap kemanusiaan ini," tegas Trump dalam pernyataan via media sosial, seperti dilansir Reuters, Selasa (3/12/2024).

ADVERTISEMENT

"Mereka yang bertanggung jawab akan terkena dampak yang lebih parah dibandingkan siapa pun yang pernah terkena dampaknya sepanjang Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur," cetusnya.

Kelompok Hamas telah menyerukan diakhirinya perang dan penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang tersisa.

Simak juga Video 'Momen Sandera Asal Israel Minta Tolong Donald Trump Agar Dibebaskan':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya, menegaskan perang akan terus berlanjut sampai Hamas dimusnahkan dan tidak lagi mampu memberikan ancaman terhadap Israel.

Pada Senin (2/12) waktu setempat, Hamas mengumumkan bahwa 33 sandera di Jalur Gaza telah tewas dalam perang yang berkecamuk selama hampir 14 bulan di daerah kantong Palestina tersebut. Namun Hamas tidak menyebutkan lebih lanjut asal kewarganegaraan para sandera yang dikonfirmasi tewas tersebut.

Perang berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu, setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel, yang menurut otoritas Tel Aviv, telah menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Sementara rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 44.000 orang, yang kebanyakan warga sipil. Gempuran tanpa henti dari militer Tel Aviv juga menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza.

Lihat Video 'Momen Sandera Asal Israel Minta Tolong Donald Trump Agar Dibebaskan':

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads