Seorang jenderal militer Rusia yang bertanggung jawab atas pasukan yang dikerahkan ke Suriah dipecat dari jabatannya. Pemecatan dilakukan setelah kelompok pemberontak berhasil menguasai kota Aleppo di Suriah, yang memberikan tantangan terbesar bagi rezim Presiden Bashar al-Assad selama bertahun-tahun.
Rusia merupakan sekutu utama Assad dan negara itu mengerahkan pasukan militer ke Suriah untuk membantu pasukan rezim Assad dalam melawan para pemberontak dalam konflik yang berkecamuk di negara itu belasan tahun terakhir.
Laporan sejumlah blogger perang Rusia, seperti dilansir Reuters, Senin (2/12/2024), menyebut Jenderal Sergei Kisel, yang memimpin dan bertanggung jawab atas pasukan Rusia di wilayah Suriah, telah dipecat dari jabatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemecatan Kisel yang berusia 53 tahun itu dilaporkan oleh saluran Telegram Rybar, yang diketahui dekat dengan Kementerian Pertahanan Rusia, dan oleh akun blog militer bernama Voenny Osvedomitel, yang berarti "Informan Militer".
Sejumlah laporan yang belum terkonfirmasi menyebutkan bahwa Kisel digantikan oleh Kolonel Jenderal Alexander Chaiko.
Reuters telah meminta komentar dari Kementerian Pertahanan Rusia, namun belum ada jawaban. Namun diketahui bahwa sejak awal perang Ukraina tahun 2022 lalu, Rusia telah melakukan sejumlah perombakan militer yang tidak diumumkan ke publik.
Sejumlah blog militer Rusia mengecam kinerja Kisel, yang sebelumnya memimpin Pasukan Tank Pengawal Pertama Rusia di wilayah Kharkiv, Ukraina, di mana pasukan Moskow berhasil dipukul mundur dalam serangan balik yang berlangsung secara kilat oleh pasukan Kyiv pada akhir tahun 2022 lalu.
"Tampaknya dia seharusnya mengungkapkan bakat terpendamnya di Suriah, tapi ada sesuatu yang menghalanginya lagi," tulis blog Voenny Osvedomitel.
Simak juga Video 'Korban Tewas Akibat Pemberontak Serang Aleppo Suriah Capai 12 Orang':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saluran Telegram Rybar dalam laporannya menyebut bahwa konflik Suriah telah sejak lama menjadi tempat para jenderal Rusia yang "gagal" saat ditugaskan memimpin pasukan dalam perang di Ukraina.
"Pendekatannya perlu diubah. Kotak pasir Suriah telah sejak lama menjadi tempat untuk 'mencuci' reputasi para jenderal yang gagal, yang ternyata tidak kompeten di zona operasi militer khusus," sebut saluran Telegram Rybar, menggunakan istilah Rusia untuk menyebut invasi militer ke Ukraina.
Rybar berspekulasi bahwa Rusia mungkin akan beralih ke Sergei Surovikin, seorang jenderal ternama Rusia yang mendapat julukan "Jenderal Armageddon" karena kekejamannya di Suriah dan sempat memimpin upaya perang Ukraina.
Surovikin diturunkan jabatannya tahun lalu, ketika beberapa laporan yang belum terkonfirmasi menyebut dirinya diselidiki atas dugaan keterlibatan dalam pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group.
Baca juga: Panas! Rusia Bombardir Pemberontak di Suriah |
Kemajuan pergerakan kelompok pemberontak di Suriah baru-baru ini merupakan momen pertama kalinya sejak Maret 2020, ketika Rusia dan Turki, yang mendukung pemberontak, menyetujui gencatan senjata yang memicu penghentian pertempuran militer di Suriah bagian barat laut.
Pada Minggu (1/12) waktu setempat, militer Suriah mengklaim pasukannya berhasil merebut kembali beberapa kota yang dikuasai pemberontak dalam beberapa hari terakhir. Para pemberontak itu mencakup koalisi kelompok-kelompok bersenjata yang beraliran sekuler, bersama kelompok Hayat Tahrir al-Sham -- yang dinilai menjadi kekuatan militer paling tangguh dari oposisi pemerintah Suriah.
Aleppo dikuasai pasukan pemerintah Suriah sejak kemenangan mereka tahun 2016 lalu, ketika pasukan militer Suriah yang didukung Rusia mengepung dan menghancurkan wilayah timur yang dikuasai pemberontak.
Simak juga Video 'Korban Tewas Akibat Pemberontak Serang Aleppo Suriah Capai 12 Orang':