Tel Aviv -
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam Hizbullah dengan "perang intensif" jika kelompok yang didukung Iran itu melanggar gencatan senjata yang sedang berlangsung di Lebanon.
Ancaman itu disampaikan saat gencatan senjata memasuki hari kedua sejak diberlakukan pada Rabu (27/11) pagi waktu setempat, dan pada hari yang sama ketika Israel dan Hizbullah saling tuding melanggar kesepakatan tersebut.
"Kami menegakkannya (gencatan senjata) dengan tegas," ucap Netanyahu dalam wawancara dengan televisi lokal Israel, Channel 14, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (29/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi jika diperlukan, saya telah memberikan arahan kepada IDF (Angkatan Bersenjata Israel), jika terjadi pelanggaran besar-besaran terhadap perjanjian tersebut, kita tidak hanya akan beroperasi terhadap target militer seperti yang kita lakukan sekarang, kita akan menggunakan kekerasan, setiap saat," ujarnya.
"Saya katakan, jika terjadi pelanggaran besar-besaran terhadap perjanjian, saya menginstruksikan IDF untuk bersiap menghadapi perang intensif," tegas Netanyahu.
Itu menjadi wawancara pertama Netanyahu dengan media massa setelah gencatan senjata disepakati dan diberlakukan di Lebanon pada Rabu (27/11) pagi.
Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan Prancis itu mewajibkan pasukan Hizbullah untuk mundur ke arah utara Sungai Litani, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari perbatasan dengan Israel, dan membongkar infrastruktur militer mereka di wilayah Lebanon bagian selatan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata itu juga mewajibkan pasukan Israel untuk menarik pasukannya secara bertahap, dalam waktu 60 hari ke depan, dari wilayah Lebanon bagian selatan.
Penarikan pasukan Israel itu dimulai ketika tentara-tentara Lebanon, dari Angkatan Bersenjata resmi negara itu, mulai dikerahkan untuk mengambil alih wilayah di dekat perbatasan dengan Israel, demi memastikan Hizbullah tidak membangun kembali infrastrukturnya di sana.
Israel-Hizbullah Saling Tuding Melanggar Gencatan Senjata
Beberapa jam sebelum pernyataan Netanyahu itu, militer Israel menuding Hizbullah melanggar gencatan senjata dan mengumumkan pasukannya telah menyerang fasilitas senjata Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan, usai mengidentifikasi apa yang mereka sebut sebagai "aktivitas teroris".
"Aktivitas teroris teridentifikasi di fasilitas yang digunakan oleh Hizbullah untuk menyimpan roket jarak menengah di Lebanon bagian selatan," sebut militer Israel dalam pernyataannya, sembari menyebut "ancaman tersebut telah digagalkan" oleh Angkatan Udaranya.
Israel juga mengatakan pasukannya melepaskan tembakan, pada Kamis (28/11), ke arah apa yang mereka sebut sebagai "para tersangka" dengan kendaraan yang tiba di beberapa area di zona selatan Lebanon. Tel Aviv menyebut aktivitas semacam itu melanggar kesepakatan gencatan senjata yang sedang diberlakukan.
Salah satu pejabat senior Hizbullah, Hassan Fadlallah, yang juga anggota parlemen Lebanon balik menuding Israel yang telah melanggar kesepakatan gencatan senjata tersebut.
"Musuh Israel menyerang orang-orang yang kembali ke desa-desa perbatasan," tutur Fadlallah saat berbicara kepada wartawan.
"Saat ini ada pelanggaran yang dilakukan oleh Israel, bahkan dalam bentuk seperti ini," sebutnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini