Lebih dari satu juta warga Ukraina kini hidup tanpa pasokan listrik di tengah musim dingin yang membekukan, setelah rentetan serangan rudal dan drone besar-besaran Rusia menghantam infrastruktur-infrastruktur energi yang penting di negara tersebut.
Pengeboman udara besar-besaran Moskow ini, seperti dilansir AFP, Kamis (28/11/2024), terjadi ketika Ukraina sedang menghadapi musim dingin terberat selama perang berlangsung selama hampir tiga tahun terakhir.
Menteri Energi Ukraina German Galushchenko merilis peringatan di media sosial pada Kamis (28/11) pagi, dengan mengatakan bahwa fasilitas energi "sedang diserang musuh secara besar-besaran". Serangan ini terjadi ketika suhu mencapai 0 derajat Celsius di banyak kota Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemadaman listrik darurat terjadi di seluruh negeri karena serangan musuh terhadap sektor energi kita. Tidak ada tanda-tanda (serangan) akan berakhir," ucap CEO pemasok energi Yasno, Sergey Kovalenko, dalam pernyataannya.
Andriy Yermak selaku Kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky menuturkan bahwa Rusia "melanjutkan taktik teror mereka", dengan berupaya membuat warga sipil Ukraina berada dalam kegelapan dan memutuskan akses terhadap pemanas saat masa-masa terdingin tahun ini.
"Mereka menimbun rudal untuk menyerang infrastruktur Ukraina, untuk berperang melawan warga sipil selama... musim dingin," sebut Yermak dalam pernyataan via Telegram.
Serangan kombinasi menggunakan rudal dan drone dilancarkan Rusia secara bertahap sepanjang Kamis (28/11) dini hari, hingga memutuskan aliran listrik bagi lebih dari satu juta pelanggan di wilayah Ukraina bagian barat, yang berjarak ratusan kilometer dari garis depan pertempuran.
"Sampai saat ini, sebanyak 523.000 pelanggan di wilayah Lviv tidak mendapatkan aliran listrik," tutur kepala wilayah setempat, Maksym Kozytskyi, dalam pernyataannya via media sosial.
Simak Video: Putin Ancam Serang Pusat Pengambilan Keputusan Ukraina di Kyiv
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Wilayah Ukraina bagian barat, yang berbatasan dengan Polandia, terhindar dari pertempuran mematikan selama invasi Rusia berlangsung tiga tahun terakhir, namun secara sporadis menjadi target serangan drone dan rudal Moskow.
Para pejabat regional melaporkan setidaknya 280.000 orang lainnya tidak mendapatkan pasokan listrik di wilayah Rivne, dan 215.000 orang lainnya di wilayah Volyn juga tidak mendapatkan aliran listrik.
Besarnya kerusakan akibat serangan besar-besaran Rusia itu masih dikaji hingga Kamis (28/11) pagi waktu setempat, dengan drone-drone Moskow juga menargetkan ibu kota Kyiv, kota Kharkiv, dan kota pelabuhan Odesa di tepi Laut Hitam. Beberapa wilayah lainnya juga mengalami pemadaman listrik.
"Para teknisi listrik berupaya memastikan skema pasokan listrik cadangan memungkinkan. Mereka telah memulai pekerjaan restorasi jika situasi keamanan memungkinkan," demikian pernyataan Kementerian Energi Ukraina.
Disebutkan juga bahwa ini merupakan serangan besar-besaran Rusia yang ke-11 terhadap infrastruktur energi sipil Ukraina sepanjang tahun ini.