Rusia menyambut baik gencatan senjata yang disepakati Israel dan Hizbullah, yang berlaku di Lebanon sejak Rabu (27/11) waktu setempat. Moskow menekankan pentingnya kesepakatan itu ditegakkan secara efektif agar gencatan senjata bisa terus berlangsung.
"Moskow melihatnya secara positif," ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada kantor berita Rusia ketika ditanya soal kesepakatan gencatan senjata di Lebanon, seperti dilansir AFP, Kamis (28/11/2024).
"Penting bahwa implementasi kesepakatan ini sesuai dengan perjanjian yang telah dicapai," ujarnya mengingatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hizbullah Nyatakan Kemenangan Atas Israel |
Gencatan senjata yang mulai berlaku pada Rabu (27/11) pagi waktu setempat ini, akhirnya disepakati setelah hampir 14 bulan pertempuran antara Israel dan Hizbullah, yang didukung Iran, menewaskan ribuan orang di Lebanon dan memicu pengungsian massal di kedua sisi perbatasan.
Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam tanggapan terpisah, mengharapkan gencatan senjata itu bisa benar-benar mengakhiri rentetan kekerasan dan pertumpahan darah di Lebanon.
"Kami menyambut baik setiap perjanjian, baik yang masih kemungkinan atau sudah disepakati, yang akan menghentikan spiral kekerasan, menghentikan pertumpahan darah di Lebanon... namun perjanjian tersebut harus benar-benar efektif," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Simak Video: 3 Alasan Netanyahu Dorong Gencatan Senjata di Lebanon
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Meskipun ada upaya dari komunitas internasional, situasi di zona konflik Palestina-Israel dan wilayah Timur Tengah lainnya yang terkena dampak krisis, sangat disayangkan, pada tahap ini, terus memburuk," ucapnya, mengkritik apa yang disebutnya sebagai "krisis yang berlarut-larut" di Jalur Gaza.
Rusia memiliki hubungan dekat dengan Hizbullah, yang didukung Iran, dan telah menyatakan keprihatinan mengenai konflik yang lebih luas di kawasan tersebut, di mana Moskow memiliki kepentingan keamanan dan ekonomi.
Simak Video: 3 Alasan Netanyahu Dorong Gencatan Senjata di Lebanon