Mayoritas Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Lebanon, 1 Orang Menolak

Mayoritas Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Lebanon, 1 Orang Menolak

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Rabu, 27 Nov 2024 04:58 WIB
Smoke rises following Israeli strikes, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Rafah in the southern Gaza Strip May 6, 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Ilustrasi serangan Israel. Foto: REUTERS/Hatem Khaled
Jakarta -

Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan mayoritas kabinet keamanan menyetujui gencatan senjata di Lebanon. Hanya satu orang menteri yang menolak gencatan senjata dalam pemungutan suara tersebut.

"Kabinet politik-keamanan menyetujui usulan Amerika Serikat untuk pengaturan gencatan senjata di Lebanon malam ini, dengan suara mayoritas 10 menteri melawan satu penentang," demikian keterangan yang disampaikan Kantor Perdana Menteri Israel, dilansir CNN, Rabu (27/11/2024).

Israel juga menghargai kontribusi Amerika dalam upaya gencatan senjata dengan Lebanon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Israel menghargai kontribusi Amerika Serikat dalam proses tersebut, dan mempertahankan haknya untuk bertindak melawan segala ancaman terhadap keamanannya," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan membawa proposal yang ditengahi AS untuk gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon ke kabinet keamanannya. Netanyahu mengatakan pemungutan suara akan digelar secepatnya pada Selasa (26/11) malam waktu setempat.

ADVERTISEMENT

"Warga Israel, malam ini saya akan menyampaikan garis besar gencatan senjata untuk disetujui kabinet (keamanan)," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir AFP, Rabu (27/11/2024).

Netanyahu tak mendetailkan berapa lama gencatan senjata akan berlangsung. Namun ia menyebut semua itu "bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon".

Netanyahu memberi lampu hijau untuk menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon. Setidaknya ada tiga alasan utama mengapa Netanyahu menghendaki gencatan senjata.

Pertama, Netanyahu ingin "Fokus pada ancaman Iran". Seperti diketahui, Hizbullah adalah kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.

Alasan kedua, ia inging memberikan pasukan Israel waktu istirahat dan mengisi kembali amunisi.

Alasan ketiga, Netanyahu ingin memisahkan garis depan. Netanyahu menyebut Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di Gaza "Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas akan sendirian. Kami akan meningkatkan tekanan pada Hamas dan itu akan membantu membebaskan para sandera yang masih berada di daerah kantong itu," katanya.

Ia menambahkan: "Jika Hizbullah melanggar perjanjian dan berupaya mempersenjatai kembali, kami akan menyerang. Jika mereka berupaya memperbarui aktivitas teror di dekat perbatasan, kami akan menyerang. Jika mereka meluncurkan roket, menggali terowongan, atau membawa truk berisi rudal, kami akan menyerang."

(taa/taa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads