Aksi Geng Kriminal Kian Ngeri Berujung Eksodus Warga Haiti

Aksi Geng Kriminal Kian Ngeri Berujung Eksodus Warga Haiti

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 26 Nov 2024 20:10 WIB
People carry their belongings while fleeing their neighborhood following gang attacks that sparked a violent civilian response, in Port-au-Prince, Haiti, November 19, 2024. RALPH TEDY EROL / REUTERS
Foto: Warga membawa barang-barang mereka saat mengungsi dari Port-au-Prince. Haiti, menyusul maraknya serangan geng kriminal bersenjata (RALPH TEDY EROL/REUTERS)
Port-au-Prince -

Ibu kota Haiti, Port-au-Prince tengah dilanda krisis lantaran aksi geng kriminal yang kian meresahkan. Puluhan ribu warga pun melakukan eksodus atau perpindahan secara besar-besaran.

Selama dua pekan terakhir, beberapa area di wilayah Port-au-Prince dan sekitarnya telah menjadi lokasi bentrokan saat kekerasan yang melibatkan kelompok bernama "Viv Ansanm", aliansi geng yang dibentuk pada Februari lalu untuk menggulingkan Perdana Menteri (PM) Ariel Henry yang saat itu menjabat. Henry telah mengundurkan diri dari jabatannya pada April lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Geng-geng bersenjata lengkap menguasai sekitar 80 persen kota, secara rutin menargetkan warga sipil meskipun ada pasukan internasional yang didukung PBB dan dipimpin Kenya telah dikerahkan untuk membantu polisi yang kalah senjata.

ADVERTISEMENT

Ibu kota Haiti telah menyaksikan pertempuran baru dalam minggu terakhir dari Viv Ansanm.

Lihat juga Video: Momen Militer Haiti Ambil Kendali RS yang Dibajak Gangster

[Gambas:Video 20detik]



Bagaimana reaksi warga dan aparat? Baca berita selengkapnya di sini.

Polisi dan Warga Bunuh Terduga Geng Kriminal

Dilansir AFP, Rabu (20/11/2024), dalam upaya penguasaan kembali wilayah orang pemerintah Haiti, anggota geng terus menyerang beberapa distrik di kota yang penuh kekerasan dan kacau itu, setelah salah satu pemimpin mereka menyerukan agar pemerintah transisi mundur.

Seorang fotografer AFP melihat orang-orang membakar mayat-mayat yang diduga anggota geng di jalan. Mereka menumpuk ban-ban di atas mayat itu dan kemudian membakarnya.

Juru bicara Kepolisian Nasional Haiti Lionel Lazarre mengatakan mulanya petugas menghentikan sebuah truk yang diduga membawa anggota geng di daerah pinggiran kota Petion-Ville yang makmur sekitar pukul 2.00 dini hari Selasa waktu setempat. Sementara sebuah bus yang mengangkut anggota geng dicegat di pusat kota.

Polisi melepaskan tembakan dan menewaskan 10 orang. Kemudian polisi mengejar mereka yang melarikan diri dengan bantuan kelompok-kelompok bela diri, yang dibentuk oleh penduduk yang menentang geng-geng tersebut. Total ada 28 orang yang tewas dibunuh.

Jalanan hampir sepi pada hari Selasa (19/11) setelah polisi dan warga mendirikan barikade di beberapa lingkungan, karena Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa geng-geng dilaporkan semakin menguasai kota tersebut.

Juru bicara Viv Ansanm Jimmy 'Barbecue' Cherisier, seorang pemimpin geng yang terkenal, sebelumnya menyerukan pengunduran diri pemerintah transisi yang saat ini memimpin negara tersebut.

"Koalisi Viv Ansanm akan menggunakan segala cara untuk mencapai kepergian CPT," kata Cherisier Senin malam, menggunakan akronim untuk Dewan Presiden Transisi.

Dan dewan itu sendiri --yang terdiri dari pejabat yang tidak dipilih yang ditugasi-- menghadapi kekacauan internalnya sendiri.

Lihat juga Video: Momen Militer Haiti Ambil Kendali RS yang Dibajak Gangster

[Gambas:Video 20detik]



50 Ribu Orang Eksodus

Lebih dari 40.000 orang telah meninggalkan rumah-rumah mereka di area Port-au-Prince hanya dalam waktu 10 hari pada bulan ini.

Badan migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), seperti dilansir AFP, Selasa (26/11/2024), menggambarkan gelombang pengungsian ini sebagai gelombang pengungsian terburuk dalam dua tahun terakhir di negara tersebut.

Disebutkan IOM bahwa total 40.965 orang di Port-au-Prince telah mengungsi dalam periode 10 hari, yakni antara 11 November hingga 20 November. Beberapa orang di antaranya disebut telah melakukan pengungsian kedua atau ketiga kalinya.

"Skala pengungsian ini belum pernah terjadi sebelumnya, sejak kami mulai merespons krisis kemanusiaan pada tahun 2022," sebut Kepala IOM di Haiti, Gregoire Goodstein, dalam pernyataan terbarunya.

Secara total, menurut laporan IOM, lebih dari 700.000 orang telah mengungsi akibat maraknya kekerasan geng kriminal bersenjata di Haiti.

"Krisis ini bukan hanya tantangan kemanusiaan. Ini menjadi ujian atas tanggung jawab kita bersama," ucap Goodstein dalam pernyataannya.

Lihat juga Video: Momen Militer Haiti Ambil Kendali RS yang Dibajak Gangster

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads