Otoritas Qatar mengungkapkan bahwa para pemimpin Hamas saat ini sedang tidak berada di Doha, ibu kota Qatar. Namun, ditegaskan bahwa kantor biro politik Hamas yang ada di Doha belum ditutup secara permanen.
Awal bulan ini, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang enggan disebut namanya, yang dikutip Reuters, mengatakan bahwa Washington telah meminta Qatar untuk mengusir Hamas dari negaranya, dan Doha telah menyampaikan pesan itu kepada Hamas.
Otoritas Qatar sebelumnya membantah laporan yang menyebut pihaknya telah meminta Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, untuk segera meninggalkan negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Qatar Tunda Mediasi Gencatan Senjata di Gaza |
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, dalam pernyataan terbaru seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (20/11/2024), mengatakan bahwa kantor biro politik Hamas didirikan untuk memfasilitasi upaya mediasi dalam mengakhiri perang di Jalur Gaza.
"Tentunya, jika tidak ada proses mediasi, maka kantor itu sendiri tidak memiliki fungsi apa pun selain menjadi bagian dari proses tersebut," jelas Al-Ansari.
Namun, dia juga mengungkapkan bahwa para pemimpin Hamas saat ini sedang tidak berada di Doha.
"Para pemimpin Hamas yang berada dalam tim perundingan sekarang tidak berada di Doha. Seperti yang Anda ketahui, mereka berpindah antar ibu kota yang berbeda-beda," ucap Al-Ansari dalam pernyataannya.
Simak juga video: Qatar Sebut Perundingan Gencatan Senjata di Gaza Masih Alot
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Lebih lanjut, Al-Ansari menegaskan bahwa setiap keputusan untuk menutup kantor biro politik itu secara permanen akan menjadi keputusan "yang akan Anda dengar secara langsung dari kami, dan tidak seharusnya menjadi bagian dari spekulasi media".
Qatar selama beberapa bulan terakhir terus bekerja sama dengan AS dan Mesir dalam mengupayakan gencatan senjata untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Hamas, yang berperang sejak Oktober tahun lalu. Namun upaya-upaya itu belum membuahkan hasil positif sejauh ini.
Awal November ini, otoritas Qatar mengungkapkan pihaknya telah memberitahu Hamas dan Israel soal penangguhan upaya mediasi gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza, hingga kedua pihak menunjukkan kemauan dan keseriusan untuk melanjutkan perundingan.
Sebelumnya, kantor politik Hamas dilaporkan telah dipindahkan dari Qatar ke Turki. Laporan itu langsung dibantah oleh Hamas, yang menyebutnya sebagai "rumor yang coba dipublikasikan oleh pendudukan (Israel) dari waktu ke waktu".
Otoritas Ankara juga yang menyampaikan bantahan dan menegaskan bahwa para pejabat Hamas hanya sesekali datang mengunjungi negara tersebut.