Akhirnya, Biden Izinkan Ukraina Pakai Senjata AS Serang Wilayah Rusia

Akhirnya, Biden Izinkan Ukraina Pakai Senjata AS Serang Wilayah Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 18 Nov 2024 10:14 WIB
Washington DC -

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Hal ini menandai perubahan signifikan dalam kebijakan Washington soal konflik Ukraina-Rusia.

Informasi tersebut, seperti dilansir Reuters, Senin (18/11/2024), diungkapkan oleh dua pejabat AS yang enggan disebut namanya dan seorang sumber yang mengetahui keputusan Washington tersebut.

Disebutkan sumber-sumber yang dikutip Reuters itu bahwa Ukraina berencana melancarkan serangan jarak jauh pertamanya dalam beberapa hari ke depan. Namun rincian soal rencana serangan itu tidak diungkapkan ke publik karena kekhawatiran keamanan operasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut sumber-sumber itu, serangan pertama jauh ke dalam wilayah Rusia kemungkinan akan dilakukan militer Ukraina dengan menggunakan roket ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 306 kilometer.

Langkah ini diambil sekitar dua bulan sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump mulai menjabat pada 20 Januari tahun depan, dan menyusul permohonan selama berbulan-bulan dari Presiden Volodymyr Zelensky agar mengizinkan Ukraina memakai senjata AS untuk menyerang target militer Rusia yang jauh dari perbatasan.

ADVERTISEMENT

Perubahan posisi AS ini, menurut pejabat AS dan sumber yang dikutip Reuters, sebagian besar terjadi sebagai respons atas pengerahan pasukan darat Korea Utara (Korut) untuk melengkapi pasukan militer Rusia dalam perang melawan Ukraina. Perkembangan ini memicu kekhawatiran Washington dan Kyiv.

Zelensky dalam pidato terbarunya menyebut rudal-rudal itu akan "berbicara sendiri".

"Saat ini, banyak media yang mengatakan bahwa kami telah mendapatkan izin untuk mengambil tindakan yang tepat. Namun serangan tidak akan dilakukan dengan kata-kata. Hal seperti itu tidak diumumkan," ucapnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Gedung Putih dan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menolak untuk mengomentari laporan media tersebut.

Sejauh ini, belum tanggapan langsung dari Kremlin, yang sebelumnya memperingatkan bahwa langkah melonggarkan batasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina akan dianggap sebagai eskalasi besar.

Namun wakil ketua pertama komite urusan internasional pada majelis tinggi parlemen Rusia, Vladimir Dzhabarov, menyebut keputusan AS untuk mengizinkan Ukraina menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia bisa memicu "Perang Dunia Ketiga".

"Barat telah memutuskan untuk meningkatkan tingkat eskalasi sehingga bisa berakhir dengan hancurnya negara Ukraina pada pagi hari," cetus Andre Klishas, yang merupakan anggota senior Dewan Federasi Rusia, yang merupakan majelis tinggi parlemen Rusia.

Terlepas dari itu, tidak diketahui secara jelas apakah Trump nantinya akan membatalkan keputusan Biden itu saat dia menjabat Presiden AS. Trump sudah sejak lama mengkritik besarnya bantuan keuangan dan militer AS untuk Ukraina, dan berjanji mengakhiri perang secepatnya, tanpa menjelaskan caranya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads