Isu Pertemuan dengan Elon Musk Dibantah Iran Cuma Karangan Belaka

Isu Pertemuan dengan Elon Musk Dibantah Iran Cuma Karangan Belaka

Tim detikcom - detikNews
Senin, 18 Nov 2024 05:03 WIB
Elon Musk dan Iravani utusan Iran untuk PBB. (AFP)
Foto: Elon Musk dan Iravani utusan Iran untuk PBB. (AFP)
Jakarta -

Isu pertemuan antara hartawan Amerika Serikat (AS) Elon Musk dengan utusan Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani dibantah pihak Iran. Bantahan ini dipertegas dengan keterangan dari pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran.

Sejumlah media seperti The New York Times memberitakan adanya pertemuan politik penting antara hartawan sekaligus orang dekat presiden AS terpilih Donald Trump itu dengan utusan pihak Iran pada Kamis (14/11) waktu setempat. Pertemuan berlangsung lebih dari satu jam.

Sementara itu, dilansir CNN, Jumat (15/11), pejabat pemerintahan Joe Biden di PBB tidak diberitahu bahwa pertemuan tersebut sedang terjadi, dan masih belum menerima konfirmasi independen mengenai kebenaran pertemuan itu, kata seorang pejabat AS kepada CNN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, fasilitas nuklir Iran menjadi sorotan di tengah ketegangannya dengan Israel.

AFP sebelumnya memberitakan bahwa AS ingin ada perubahan sikap dari Iran setelah Presiden Iran Masoud Pezeshkian berjanji untuk menghilangkan keraguan dari dunia mengenai program nuklirnya. Hal ini disampaikan oleh Pezeshkian saat kepala pengawas nuklir dari PBB, Rafael Grossi, berkunjung ke Tehran.

ADVERTISEMENT

Trump pada masa jabatan terakhirnya berusaha memberikan "tekanan maksimum" pada Iran dan menarik diri dari kesepakatan nuklir yang dinegosiasikan di bawah pendahulunya Barack Obama, meskipun ia baru-baru ini mengatakan bahwa ia terbuka terhadap diplomasi dengan Teheran.

Bantahan Iran

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei pada hari Sabtu (16/11) dengan "tegas" membantah pemberitaan The New York Times tentang pertemuan duta besar Iran untuk PBB dengan miliarder teknologi Amerika Serikat Elon Musk.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (16/11/2024), dalam sebuah wawancara dengan media pemerintah Iran, IRNA, Baghaei dilaporkan "dengan tegas menyangkal pertemuan semacam itu". Dia menyatakan "terkejut dengan liputan media Amerika dalam hal ini".

Media ternama AS itu mengutip sumber-sumber anonim Iran yang menggambarkan pertemuan itu sebagai "positif".

Sejumlah surat kabar Iran, khususnya yang berpihak pada partai reformis yang mendukung Presiden Iran Masoud Pezeshkian, sebagian besar juga menggambarkan pertemuan itu secara positif.

Menlu Iran Bilang Cerita Dibuat-buat

Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araqchi turut membantah laporan terkait pertemuan tersebut dan mengatakan laporan itu adalah cerita yang dibuat-buat. Araqchi menilai laporan media AS itu merupakan bentuk uji coba. Iran kini meminta klarifikasi terkait isu tersebut.

"(Laporan pertemuan) ini adalah cerita yang dibuat-buat oleh media Amerika, dan motif di balik ini juga dapat dispekulasikan," kata Araqchi, mengulangi bantahan sebelumnya oleh Kementerian Luar Negeri Iran, dilansir Reuters, Minggu (17/11/2024).

Araqchi juga memperingatkan bahwa Iran "siap untuk konfrontasi atau kerja sama" dalam perselisihannya dengan pengawas nuklir PBB IAEA dan negara-negara Barat dalam badan tersebut mengenai program nuklirnya.

"Menurut pendapat saya, rekayasa media Amerika tentang pertemuan antara Elon Musk dan perwakilan Iran adalah bentuk uji coba untuk melihat apakah ada dasar untuk langkah tersebut," kata Araqchi.

Untuk diketahui, Donald Trump telah menunjuk Elon Musk untuk memimpin "Departemen Efisiensi Pemerintah", departemen baru yang bertugas merombak birokrasi federal. Hal ini memunculkan pertanyaan di AS soal kepentingan kelompok bisnis tertentu di pemerintahan Trump, termasuk Musk.

Dalam minggu-minggu menjelang terpilihnya kembali Trump dalam pemilihan presiden AS, para pejabat Iran telah mengisyaratkan kesediaan untuk menyelesaikan masalah dengan Barat. Iran dan Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik tak lama setelah revolusi Islam 1979, yang menggulingkan Shah Iran yang didukung AS, Mohammed Reza Pahlavi.

Sejak saat itu, kedua negara berkomunikasi melalui kedutaan besar Swiss di Teheran dan Kesultanan Oman.

Selain itu, diketahui bahwa hubungan antara Iran dan IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional) memburuk karena beberapa masalah yang sudah berlangsung lama, termasuk Iran yang melarang ahli pengayaan uranium dari badan tersebut memasuki negara tersebut dan kegagalannya untuk menjelaskan jejak uranium yang ditemukan di lokasi yang tidak diumumkan.

(wia/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads