Disebutkan juga oleh pejabat senior AS tersebut bahwa Washington telah berkomunikasi dengan Doha untuk membahas penutupan kantor politik Hamas di wilayahnya, dan mengatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat.
Dalam pernyataan terpisah, tiga pejabat Hamas membantah informasi yang menyebut otoritas Qatar telah memberitahu para pemimpin kelompoknya bahwa mereka tidak lagi diterima di negara tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar belum memberikan pernyataan langsung atas hal ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui secara jelas apakah Qatar memberikan tenggat waktu khusus kepada para pemimpin Hamas untuk meninggalkan wilayahnya.
Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani telah berulang kali mengatakan, selama tahun terakhir, bahwa kantor Hamas yang ada di Doha memungkinkan negosiasi dilakukan dengan kelompok yang berbasis di Jalur Gaza tersebut.
Selama saluran tersebut masih berguna, menurut Al Thani, Qatar akan mengizinkan kantor Hamas di Doha untuk tetap beroperasi.
Tidak diketahui ada berapa banyak pejabat Hamas yang tinggal di Doha, namun mereka mencakup sejumlah pemimpin yang disebut-sebut akan menjadi pengganti mendiang Yahya Sinwar yang tewas di tangan pasukan Israel di Jalur Gaza bulan lalu.
(nvc/idh)