AS hingga Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

AS hingga Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Kamis, 31 Okt 2024 04:04 WIB
ARLINGTON, VIRGINIA - OCTOBER 30: US Secretary of Defence Lloyd Austin and South Korean Defense Minister Kim Yong Hyun arrive for a press briefing at The Pentagon on October 30, 2024 in Arlington, Virginia. The press conference follows a US-Republic of Korea (ROK) Security Consultative Meeting, as the two allies closely monitor and express concerns about North Koreas deployment of about 10,000 troops to Russia, amid the ongoing conflict in Ukraine. (Kent Nishimura / Getty Images) (Photo by Kent Nishimura / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Foto: US Secretary of Defence Lloyd Austin and South Korean Defense Minister Kim Yong Hyun. Foto: Getty Images via AFP/KENT NISHIMURA
Jakarta -

Korea Utara (Korut) mengirimkan 10 ribuan pasukan Pyongyang ke medan tempur membantu Rusia melawan pasukan Ukraina. Merespons hal ini, Pimpinan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menyerukan agar Korut menarik pasukannya dari Rusia.

Dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), Rusia dan Korut telah memperdalam aliansi politik dan militer selama perang bergulir. Namun, mengirim pasukan Pyongyang ke medan tempur melawan pasukan Kyiv akan menimbulkan eskalasi signifikan sehingga memicu kekhawatiran internasional yang meluas.

"Saya menyerukan kepada mereka untuk menarik pasukan mereka dari Rusia," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon. Hadir pula Menteri Pertahanan Korsel Kim Yong-hyun, di sampingnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Austin mengatakan Amerika Serikat akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mencegah Rusia menggunakan pasukan tersebut dalam pertempuran.

Sementara itu, Kim mengatakan dia yakin pengerahan pasukan Korea Utara "dapat mengakibatkan meningkatnya ancaman keamanan di semenanjung Korea."

ADVERTISEMENT

Hal tersebut lantaran "kemungkinan besar" Pyongyang akan meminta transfer teknologi dari Rusia untuk membantu program persenjataannya "termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua, dan satelit pengintaian--sebagai imbalan atas pengerahan pasukannya," katanya.

Namun dia tidak mengumumkan perubahan pada kebijakan lama Seoul yang melarangnya menjual senjata ke zona konflik aktif termasuk Ukraina. Seperti diketahui, AS dan Ukraina sebelumnya meminta Korsel mempertimbangkan kebijakan tersebut.

"Saat ini, belum ada yang pasti," kata Kim ketika ditanya apakah ada rencana bagi Korea Selatan untuk secara tidak langsung memasok amunisi ke Ukraina.

Pentagon mengatakan pada hari sebelumnya bahwa "sejumlah kecil" pasukan Korea Utara telah dikerahkan di wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina telah melakukan serangan darat sejak Agustus.

Gedung Putih mengatakan bahwa pasukan Pyongyang akan menjadi "target militer yang sah" jika mereka berperang melawan Ukraina.

Jika pasukan Korea Utara "bertempur bersama tentara Rusia dalam konflik ini dan menyerang tentara Ukraina, tentara Ukraina berhak untuk membela diri," kata Austin.

Mereka akan menjadi "pihak yang berperang bersama, dan Anda punya banyak alasan untuk percaya bahwa... mereka akan terbunuh dan terluka akibat pertempuran," tambahnya.

Pyongyang membantah telah mengirim pasukan ke Rusia, tetapi wakil menteri luar negerinya mengatakan bahwa jika pengerahan semacam itu terjadi, itu akan sejalan dengan norma-norma global.

Korea Utara dan Rusia sama-sama dikenai sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pyongyang dijatuhkan sanksi atas program senjata nuklirnya, sementara Moskow atas perang Ukraina.

Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui berada di Moskow pada hari Rabu untuk mengadakan pembicaraan "strategis" dengan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov, sementara Wang Yi selaku diplomat tertinggi untuk Tiongkok, sekutu diplomatik utama Pyongyang, tengah membahas krisis Ukraina dengan wakil menteri luar negeri Rusia di Beijing.

(taa/taa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads