China Diduga Retas Telepon Capres Donald Trump dan Cawapres Vance

China Diduga Retas Telepon Capres Donald Trump dan Cawapres Vance

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Sabtu, 26 Okt 2024 05:57 WIB
Republican presidential nominee and former U.S. President Donald Trump applauds with Republican vice presidential nominee J.D. Vance during Day 1 of the Republican National Convention (RNC) at the Fiserv Forum in Milwaukee, Wisconsin, U.S., July 15, 2024. REUTERS/Jeenah Moon
Foto: Donald Trump dan Vance (REUTERS/Jeenah Moon)
Jakarta -

Pemerintah China diduga melakukan peretasan terhadap telepon calon presiden AS Donald Trump dan calon wakil presiden AS JD Vance. Peratasan itu disebut sebagai bagian dari upaya spionase siber.

Dilansir CNN, Sabtu (26/10/2024), tak hanya Donald Trump dan cawapresnya, peretas China tersebut juga dilaporkan menargetkan pejabat senior pemerintahan Biden.

Sementara itu, pejabat AS memberi tahu tim kampanye Trump minggu ini bahwa Trump dan Vance termasuk di antara sekelompok orang yang teleponnya menjadi target peretas China. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara tim kampanye Trump Steven Cheung menyerang tim kampanye Harris karena diduga membuat China semakin berani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah AS sedang menyelidiki akses tidak sah ke infrastruktur telekomunikasi komersial oleh para aktor yang berafiliasi dengan Republik Rakyat China," kata FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

Setelah FBI mengidentifikasi peretasan yang menargetkan perusahaan telekomunikasi, FBI dan CISA "segera memberi tahu perusahaan yang terkena dampak, memberikan bantuan teknis, dan dengan cepat membagikan informasi untuk membantu calon korban lainnya," pernyataan itu berlanjut, seraya menambahkan bahwa penyelidikan masih berlangsung.

ADVERTISEMENT

The New York Times pertama kali melaporkan peretasan yang menargetkan ponsel Trump dan Vance. Aktivitas tersebut merupakan bagian dari kampanye peretasan Tiongkok yang jauh lebih luas yang telah menyusup ke beberapa perusahaan telekomunikasi AS dalam beberapa bulan terakhir.

Penyidik yakin para peretas kemungkinan mencari informasi keamanan nasional yang sensitif, termasuk, dalam beberapa kasus, informasi tentang permintaan surat perintah penyadapan yang dibuat oleh Departemen Kehakiman.

"Dalam kasus ini, tidak ada indikasi bahwa pencarian data tentang Trump dan Vance oleh para peretas terkait dengan aktivitas penegakan hukum AS," kata sumber tersebut.

Pemerintah Tiongkok pun buka suara atas tudingan tersebut. Mereka membantah tuduhan melakukan peretasan terhadap orang-orang penting di Amerika Serikat.

(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads