Militer Israel mengumumkan pasukannya telah menewaskan seorang komandan Hamas yang terlibat dalam serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu. Israel mengklaim bahwa komandan Hamas yang tewas itu, juga bekerja untuk badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina atau UNRWA.
Israel sebelumnya menuduh UNRWA memiliki banyak pegawai dan staf yang merangkap sebagai anggota Hamas dan kelompok militan bersenjata lainnya. Setelah melakukan penyelidikan, PBB pada Agustus lalu menyatakan sembilan staf UNRWA mungkin terlibat dalam serangan Hamas dan memecat mereka.
Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Jumat (25/10/2024), menyebut komandan Hamas bernama Mohammad Abu Itiwi tewas dalam serangan pada Rabu (23/10) waktu setempat. Tidak disebutkan lebih lanjut soal kronologi atau lokasi serangan itu dilancarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan oleh Tel Aviv bahwa Itiwi merupakan komandan Hamas yang terlibat dalam pembunuhan dan penculikan warga sipil Israel. Hamas belum memberikan komentar atas klaim ini.
Diklaim juga oleh militer Israel bahwa Itiwi telah bekerja untuk UNRWA sejak Juli 2022 dan namanya tercantum dalam daftar pegawai badan PBB tersebut.
UNRWA, dalam tanggapannya, mengonfirmasi Itiwi sebagai salah satu anggota staf mereka dan menyebut dia tewas pada Rabu (23/10).
Dalam pernyataannya, UNRWA juga mengakui bahwa nama Itiwi tercantum dalam surat yang diterima dari Israel pada Juli lalu, yang memuat daftar 100 anggota staf yang diduga menjadi anggota kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
"Komisioner Jenderal UNRWA merespons surat tersebut dengan menyatakan bahwa segala tuduhan ditanggapi dengan serius. Dia mendesak (pemerintah Israel) untuk bekerja sama dengan badan tersebut dengan memberikan lebih banyak informasi sehingga dia dapat mengambil tindakan," ucap Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma, dalam pernyataannya.
Simak Video: Kamp Pengungsi Nuseirat Dibombardir Israel, 16 Orang Tewas
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Hingga saat ini, UNRWA belum menerima tanggapan apa pun untuk surat itu," imbuhnya.
UNRWA diketahui memberikan pendidikan, kesehatan, dan bantuan kepada jutaan warga Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon dan Suriah. Sudah sejak lama UNRWA memiliki hubungan yang tegang dengan Israel.
Hubungan itu semakin memburuk sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza dan Tel Aviv berulang kali menyerukan agar UNRWA dibubarkan.
"Israel telah meminta klarifikasi mendesak dari para pejabat senior PBB dan penyelidikan mendesak terhadap keterlibatan para pegawai UNRWA dalam pembantaian 7 Oktober," ujar juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pernyataan terpisah.
Simak Video: Kamp Pengungsi Nuseirat Dibombardir Israel, 16 Orang Tewas