Mengacu pada data yang menunjukkan seperlima angkutan global yang melintasi Selat Taiwan, menurut Koo, blokade akan berdampak hingga di luar Taiwan.
"Komunitas internasional tidak bisa hanya duduk diam dan hanya menonton," cetusnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latihan perang itu hanya berlangsung sehari, namun aktivitas militer China di sekitar Taiwan terus berlanjut. Beijing telah menegaskan pihaknya tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taipei berada di bawah kendalinya.
Kementerian Pertahanan Taiwan, dalam pernyataan pada Rabu (23/10), melaporkan kelompok kapal induk China terdeteksi berlayar melintasi Selat Taiwan, melakukan perjalanan ke arah utara setelah melewati perairan di dekat Kepulauan Pratas, yang dikuasai Taipei dan terletak di ujung utara Laut China Selatan.
Disebutkan oleh Kementerian Pertahanan Taiwan bahwa kapal-kapal China, yang dipimpin kapal induk Liaoning, terlihat pada Selasa (22/10) malam. Pasukan militer Taipei terus memantau armada tersebut.
Koo mengatakan bahwa kapal induk Liaoning berlayar ke sisi barat garis median Selat Taiwan. Garis median itu menjadi pembatas tidak resmi antara kedua negara, yang tidak diakui oleh Beijing.
Belum ada tanggapan langsung dari Kementerian Pertahanan China atas laporan tersebut.
(nvc/ita)