Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang juga calon presiden (capres) dari Partai Republik, menyalahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky karena membantu untuk memulai perang antara negaranya dengan Rusia.
Komentar Trump tersebut, seperti dilansir Reuters, Jumat (18/10/2024), dinilai menunjukkan kemungkinan dia akan secara radikal mengubah arah kebijakan AS terhadap Ukraina jika menang pilpres pada 5 November mendatang. Trump akan berhadapan dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris, capres Partai Demokrat.
Rentetan kritikan untuk Zelensky dilontarkan Trump dalam kampanyenya beberapa waktu terakhir. Dia berulang kali menyebut Zelensky sebagai "salesman terhebat di dunia" karena telah meminta dan menerima bantuan militer AS senilai miliaran dolar Amerika sejak perang meletus tahun 2022 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump juga mengecam Zelensky yang disebutnya gagal mengupayakan perdamaian dengan Rusia. Dia bahkan menyatakan Ukraina mungkin harus menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia untuk mewujudkan perjanjian damai -- konsesi semacam ini tidak bisa diterima oleh Kyiv.
Saat berbicara dalam podcast PBD bersama Patrick Bet-David pada Kamis (17/10), Trump melontarkan kritikan lebih lanjut untuk Zelensky. Dia menyebut Presiden Ukraina itu harus disalahkan bukan hanya karena gagal mengakhiri perang, tapi juga karena membantu memulai perang tersebut.
Perang berkecamuk di Ukraina setelah Rusia melancarkan invasi militer yang melanggar kedaulatan Kyiv pada Februari 2022 lalu.
"Itu tidak berarti saya tidak ingin membantunya karena saya merasa sangat kasihan terhadap rakyatnya. Namun dia seharusnya tidak membiarkan perang itu dimulai. Perang itu adalah pecundang," kata Trump.
Lihat juga Video 'Penampakan Toretsk Ukraina Bak Kota Mati Setelah Diserang Rusia':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam pertemuan dengan Trump di New York pada September lalu, Zelensky menyampaikan apa yang disebutnya sebagai "rencana kemenangan"untuk mengakhiri perang. Pertemuan keduanya pada saat itu digambarkan sebagai pertemuan ramah tamah.
Namun komentar yang disampaikan Trump menunjukkan dia mungkin berupaya mengurangi bantuan AS untuk Ukraina, jika dia berhasil mengalahkan Harris dalam pilpres nanti. Trump telah berulang kali mengatakan dirinya bisa mengakhiri konflik sebelum dia menjabat pada Januari tahun depan jika menang pilpres.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal caranya mengakhiri perang Ukraina-Rusia.
Sementara itu, Harris telah berjanji untuk terus mendukung Ukraina, dan menggambarkan kemenangan Kyiv dalam perang sebagai kepentingan keamanan nasional AS yang vital. Dia sering menegur Trump karena tidak mau menentang Presiden Rusia Vladimir Putin.
Lihat juga Video 'Penampakan Toretsk Ukraina Bak Kota Mati Setelah Diserang Rusia':