Geger Serangan Israel ke Pasukan Perdamaian, Erdogan Kecam PBB!

Geger Serangan Israel ke Pasukan Perdamaian, Erdogan Kecam PBB!

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 15 Okt 2024 16:41 WIB
Turkeys President Tayyip Erdogan addresses the 79th United Nations General Assembly at U.N. headquarters in New York, U.S., September 24, 2024. REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (dok. REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights)
Ankara -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang disebutnya gagal mencegah Israel menembaki pasukan penjaga perdamaian yang ada di wilayah Lebanon bagian selatan.

Dalam beberapa hari terakhir, sedikitnya lima tentara yang tergabung Pasukan Interim PBB di Lebanon atau UNIFIL mengalami luka-luka imbas pertempuran antara militer Israel dan kelompok Hizbullah yang terjadi di Lebanon bagian selatan. Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara korban luka tersebut.

Kecaman dari berbagai negara, termasuk sekutunya Amerika Serikat (AS), menghujani Tel Aviv atas insiden tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Selasa (15/10/2024), menyebut PBB juga disalahkan karena gagal memberikan sanksi terhadap Israel atas perangnya dengan Hizbullah di Lebanon dan dengan Hamas di Jalur Gaza.

"Citra PBB yang tidak bisa melindungi personelnya sendiri sungguh memalukan dan mengkhawatirkan," cetus Erdogan dalam pernyataan terbaru yang disiarkan televisi lokal Turki.

ADVERTISEMENT

"Sejujurnya, kita bertanya pada diri kita sendiri, apa yang ditunggu oleh Dewan Keamanan (PBB) untuk menghentikan Israel," ucapnya.

"Bisakah Anda mempercayainya? Tank-tank Israel menembus zona UNIFIL, menyerang tentara-tentara penjaga perdamaian, bahkan melukai beberapa dari mereka, tapi Dewan Keamanan PBB memutuskan hanya menyaksikan semua kriminalitas ini dari posisinya -- itulah yang kita sebut ketidakberdayaan," sebut Erdogan.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

PBB telah mengutuk serangan Israel yang melukai tentara UNIFIL tersebut, dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut serangan semacam itu "mungkin merupakan kejahatan perang".

Dia menyebut militer Israel "secara sengaja melanggar" kompleks UNIFIL di Lebanon.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, pada Minggu (13/10), meminta Guterres untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian PBB keluar dari "area berbahaya" dan menyebut Hizbullah menggunakan prajurit-prajurit PBB sebagai "tameng manusia".

Pihak UNIFIL telah secara tegas menolak untuk meninggalkan posisinya di Lebanon bagian selatan. UNIFIL juga menuduh militer Israel "secara sengaja" menembaki posisi pasukannya.

UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

Peran pasukan UNIFIL diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

[Gambas:Video 20detik]




Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads