Korea Utara (Korut) mengumumkan sedang dalam proses "menutup secara permanen dan memblokir perbatasan selatan" dengan Korea Selatan (Korsel). Militer Pyongyang juga telah memberitahukan langkah itu kepada militer Amerika Serikat (AS), sekutu Seoul, untuk mencegah bentrokan yang tidak disengaja.
Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Rabu (9/10/2024), Korut mengatakan militernya akan sepenuhnya "memutus ruas jalanan dan jalur kereta api" yang suatu hari nanti mungkin memfasilitasi perjalanan antara kedua Korea. Proses ini disebut dimulai sejak Rabu (9/10) waktu setempat.
Hubungan Korut dan Korsel berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, dengan Pyongyang telah menutup badan-badan yang didedikasikan untuk reunifikasi dan menyatakan Seoul sebagai "musuh utama".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korut diperkirakan membatalkan perjanjian penting antar-Korea, yang ditandatangani tahun 1991 silam, dalam pertemuan penting parlemen yang berakhir pada Selasa (8/10) sebagai bagian dari upaya pemimpin mereka Kim Jong Un untuk secara resmi mendefinisikan Korsel sebagai negara musuh.
Namun dalam laporan pada Rabu (9/10) yang mengungkapkan penunjukan No Kwang Chol sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) baru, menggantikan Kang Sun Nam, media resmi Korut tidak menyebutkan soal berakhir perjanjian penting itu.
Beberapa jam kemudian, militer Korut mengumumkan pihaknya telah merencanakan "langkah militer besar-besaran" yang akan "memutus seluruh ruas jalanan dan jalur kereta api yang terhubung ke Korea Selatan dan membentengi wilayah-wilayah terkait di pihak kita dengan struktur pertahanan yang kuat".
Dalam pernyataannya, militer Pyongyang menjelaskan bahwa keputusan itu merupakan "langkah pertahanan diri" untuk merespons "latihan perang" yang digelar Seoul dan kunjungan aset-aset nuklir strategis AS ke kawasan tersebut.
Simak juga Video 'Kim Jong Un Ancam Gunakan Senjata Nuklir Jika Korut Diserang':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Disebutkan juga oleh militer Pyongyang bahwa pihaknya telah mengirim pesan via telepon kepada pasukan militer AS pada Rabu (9/10) pagi soal langkah tersebut untuk "mencegah kesalahan penilaian dan konflik yang tidak disengaja mengenai proyek benteng yang akan diluncurkan di area perbatasan selatan".
Terlepas dari itu, meskipun Pyongyang menggambarkan tindakan tersebut sebagai "langkah militer besar", seorang analis berpendapat bahwa hal itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari proses yang sudah berjalan sejak lama.
Laporan badan intelijen Korsel pada Juni lalu menyebut Seoul mendeteksi tanda-tanda Korut sedang menghancurkan beberapa bagian jalur kereta api yang menghubungkan kedua Korea.
"Korea Utara telah menghancurkan sebagian jalur kereta api Jalur Donghae, tampaknya dengan tujuan untuk sepenuhnya memutuskan hubungan dengan Korea Selatan," sebut Presiden Universitas Studi Korea Utara di Seoul, Yang Moo Jin, saat berbicara kepada AFP.
Dia menyebut pengumuman Korut pekan ini sebagai "konfirmasi resmi" soal penghancuran jalur kereta tersebut.
Lihat Video 'Kim Jong Un Ancam Gunakan Senjata Nuklir Jika Korut Diserang':