Pemerintah Jepang mengajukan "protes yang sangat serius" kepada pemerintah Rusia setelah sebuah pesawat patroli Rusia memasuki wilayah udaranya tiga kali. Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara menyebutnya sebagai penyusupan pertama yang dikonfirmasi sejak 2019.
Kihara mengatakan bahwa Militer Jepang menanggapi dengan mengerahkan jet tempur dan mengeluarkan peringatan radio dan suar.
"Kami mengonfirmasi hari ini bahwa sebuah pesawat patroli Il-38 Rusia telah melanggar wilayah udara kami di atas perairan teritorial kami di utara Pulau Rebun, Hokkaido, pada tiga kesempatan," katanya kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelanggaran wilayah udara tersebut sangat disesalkan dan hari ini kami mengajukan protes yang sangat serius kepada pemerintah Rusia melalui saluran diplomatik dan sangat mendesak mereka untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut," imbuhnya.
Juru bicara utama pemerintah Yoshimasa Hayashi juga mengatakan pada hari Senin bahwa "kami akan menahan diri untuk tidak memberikan informasi pasti tentang maksud dan tujuan tindakan ini, tetapi militer Rusia telah aktif di sekitar negara kami sejak invasi Ukraina".
Jepang telah mendukung posisi Barat terkait Ukraina, dengan memberikan Kyiv dukungan finansial dan material serta memberikan sanksi kepada individu dan organisasi Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Kihara mengatakan insiden baru itu adalah "penyusupan wilayah udara pertama oleh pesawat Rusia yang diumumkan secara publik sejak Juni 2019", ketika sebuah pesawat pengebom Tu-95 memasuki wilayah udara Jepang di Okinawa selatan dan sekitar Kepulauan Izu di selatan Tokyo.
Awal bulan ini, Jepang harus mengerahkan jet tempur saat pesawat Rusia terbang di sekitar kepulauan itu untuk pertama kalinya sejak 2019.
Pesawat Tu-142 tidak memasuki wilayah udara Jepang saat itu, tetapi terbang di atas wilayah yang menjadi sengketa teritorial antara Jepang dan Rusia.